Advertisement
Banyak Negara Protes, Jepang Tetap Buang Limbah Kedua Hasil Olahan PLTN Fukushima
Para pengunjuk rasa memegang tanda bertuliskan "Jangan membuang air yang terkontaminasi radiasi ke laut", selama unjuk rasa menentang pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami ke laut, di depan kediaman resmi Perdana Menteri Fumio Kishida. di Tokyo, Jepang, 25 Agustus 2023. REUTERS - Kim Kyung/Hoon
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Meski menuai protes dari berbagai negara, Jepang tetap membuang gelombang kedua air limbah yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima pada Kamis (5/10/2023).
Dilansir dari CNA, pembuangan air limbah dimulai pada pukul 10.18 waktu Jepang. Seperti diketahui, pembuangan limbah pertama dilakukan pada 24 Agustus 2023 dengan volume sekitar 1,34 juta ton yang dihasilkan sejak tsunami melanda fasilitas tersebut pada tahun 2011.
Advertisement
Volume air yang akan dilepas ke pantai sama seperti pelepasan pertama, sekitar 7.800 ton diperkirakan akan dibuang pada tahap kedua.
China melarang semua impor makanan laut Jepang setelah pelepasan air limbah pertama, yang berakhir pada 11 September, meskipun Tokyo bersikeras bahwa hal itu tidak menimbulkan risiko kesehatan.
Rusia, yang juga memiliki hubungan dingin dengan Jepang, dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengikuti larangan makanan laut dari Jepang.
Pihak operator, dalam hal ini Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) mengatakan air limbah telah disaring dari semua unsur radioaktif kecuali tritium, yang berada dalam tingkat aman, yang didukung oleh pengawas nuklir PBB.
China menuduh Jepang menggunakan laut seperti "saluran pembuangan", sebuah pernyataan yang disuarakan di PBB pekan lalu oleh Perdana Menteri Manasseh Sogavare dari Kepulauan Solomon, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Beijing.
Pelepasan air limbah secara penuh, yang diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan, bertujuan memberikan ruang menghilangkan bahan bakar radioaktif yang sangat berbahaya dan puing-puing dari reaktor pembangkit listrik yang rusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Hektare Sawah di Kulonprogo Terendam Banjir, Ini Langkah Dinas
- Persebaya Tak Terbendung di Kandang, Persijap Jepara Dibantai 4-0
- Dhian Novitasari Kembali Pimpin Porserosi Kota Jogja
- Brigitte Bardot Meninggal Dunia, Ikon Seks Global dan Simbol Prancis
- Wisatawan Keluhkan Tarif Sewa Gazebo Pantai Drini Rp50.000 Per 2 Jam
- Kalah dari Malut United, Fabio Lefundes Minta Fair Play Dijaga
- Justin Bieber Kritik Industri Musik: Artis Bukan Komoditas
Advertisement
Advertisement




