Advertisement
Risk Maturity Level Garuda Indonesia Meningkat, Apa Dampaknya untuk Penumpang?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia (Garuda) berhasil merampungkan agenda risk maturity assessment, yang mengukur tingkat penerapan manajemen risiko berdasarkan risk maturity index (RMI) 2023 sebesar 3,82 (dari 5,00).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan skor ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,78. RMI merupakan representasi dari komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan tata kelola dan manajemen risiko yang baik di lingkungan organisasi perusahaan.
Advertisement
"Pascarestrukturisasi perusahaan, komitmen untuk memaksimalkan tata kelola organisasi yang baik kami wujudkan dalam berbagai aspek, termasuk di antara yang terpenting adalah pengelolaan manajemen risiko," ujar Irfan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Baca Juga: Perkuat Pasar Umrah DIY-Jateng, Garuda Indonesia Resmi Layani Penerbangan Langsung Jogja-Jeddah
Capaian skor tersebut sekaligus menaikkan level Risk Maturity Garuda dari level Good Practice (AA) ke level Strong Practice (A) yang merupakan level 3 dari 5 level RMI.
Penilaian tersebut didapatkan dari rangkaian proses asesmen terhadap lima dimensi penilaian yang mencakup 21 parameter, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan tingkat kematangan risiko 13 parameter di antaranya dengan predikat Strong Practice.
RMI Assessment merupakan salah satu hal krusial dalam praktik tata kelola perusahaan, karena memungkinkan identifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, yang hasil penilaiannya dapat digunakan untuk meningkatkan tata kelola dan manajemen risiko perusahaan.
Baca Juga: Garuda Indonesia Proyeksikan Peningkatan Jumlah Penumpang hingga 30 Persen di Kuartal III 2023
Melihat pentingnya hal tersebut, dan demi tercapainya tujuan penilaian kematangan risiko secara independen, Garuda Indonesia menunjuk RWI Consulting sebagai pihak eksternal untuk melaksanakan penilaian independen, yang berlangsung mulai 28 Juli hingga 28 September 2023.
Irfan menyampaikan, misi Garuda Indonesia untuk mengoptimalkan profitabilitas tidak dapat dipisahkan dari upaya berkelanjutan perusahaan untuk mengoptimalkan risk management sebagai landasan bagi terwujudnya tata kelola yang baik dan efektif.
"Kami meyakini dalam mewujudkan kinerja perusahaan yang sehat secara finansial, langkah penyehatan tata kelola dan manajemen risikonya menjadi aspek bisnis yang harus dikedepankan. Hal ini mengingat pengambilan keputusan korporasi yang tepat hanya dapat dilakukan melalui manajemen risiko dan tata kelola yang baik," katanya pula.
Lebih lanjut, Garuda terus berkomitmen untuk meningkatkan risk maturity, selaras dengan langkah untuk menjadikan Garuda Indonesia sebagai perusahaan yang semakin agile dengan tata kelola yang baik dan konstruktif dalam menunjang langkah akselerasi kinerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
- Sejoli Ditemukan Meninggal Dunia dalam Mobil di Jambi, Diduga Keracunan AC
- 1,7 Juta Pengemudi Ojol Belum Punya Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Advertisement

Truk Bermuatan Batu Alam Kecelakaan Tunggal di Piyungan, Sopir Meninggal di Tempat
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Kecelakaan KA Harina vs Truk di Pelintasan Sebidang Kaligawe Semarang, 1 Orang Tewas
- Tangani Kebakaran Hutan, Modifikasi Cuaca Natrium Klorida Diperpanjang hingga 12 Mei 2025
- Kata Sandi Milik Kepala Pentagon Pete Hegseth Bocor Akibat Serangan Siber
- Menteri Budi Santoso Segera Terbitkan Permendag Baru, Mengatur Ekspor Impor hingga Perdagangan Dalam Negeri
- Polisi Kerahkan Ratusan Personel Jaga Sidang Kasus Hasto PDIP
- Merespons Gelombang PHK, Menaker Akan Optimalkan Platform SIAPKerja
- 1,7 Juta Pengemudi Ojol Belum Punya Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Advertisement