Advertisement
Gandeng BRIN, Bapanas Perkuat Teknologi Informasi Penyatuan Data Pangan
Tukino, salah seorang petani di Kalurahan Bulurejo, Semin memupuk tanaman padi yang di sawahnya, Rabu (14/4/2021). - Harian Jogja/David Kurniawan
Advertisement
Harianjogja.com, BOGOR—Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (Brin) dalam memperkuat teknologi informasi penyatuan data pangan. Termasuk juga dengan berbagai inovasi, varietas tanaman hingga harga komoditas.
Kepala Bapanas Arif Prasetyo Adi, mengatakan penyatuan data pangan itu akan memberi informasi akurat kemudian dapat merespons dengan cepat kebijakan yang diperlukan dalam rantai pasok pangan kepada masyarakat.
Advertisement
Arif menuturkan ketersediaan pangan kini bukan hanya program kementerian teknis, seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, melainkan juga badan usaha milik negara (BUMN) di bawah Bapanas.
"Tadi saya minta secara khusus juga ada penyatuan data pangan, harga dan lain-lain sehingga ini bisa berjalan dengan baik," katanya.
BACA JUGA: Jaga Rantai Pasokan, Cegah Kenaikan Harga Beras Hingga Daging Ayam
Arif menjelaskan kerja sama Bapanas dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencakup artificial intelligence (AI), penanaman tanaman pangan di Sukamandi melibatkan ID Food, dan kerja sama terkait teknologi informasi khusus lainnya.
Sejumlah program yang telah berjalan, di antaranya penyusunan standar mutu beras dan vanila, kajian posisi Indonesia dalam forum Codex Internasional, pemberian rekomendasi teknis penerbitan Sertifikat Penerapan Penanganan yang Baik (SPPB PSAT), hingga pengembangan AI untuk peramalan harga pangan.
Ke depan, Arif berharap kerja sama bisa berjalan baik dengan tindak lanjut rapat koordinasi bersama 514 dinas urusan pangan kabupaten/kota se-Indonesia.
Pada kesempatan sama, Kepala BRIN Laksamana Tri Handoko menyatakan lembaganya siap mendukung Bapanas, khususnya dalam membuat kebijakan yang lebih saintis berbasis data karena kebijakan pangan yang tidak berbasis data dan angka bisa jadi masalah.
"Indonesia membutuhkan data yang akurat, di setiap lokasi menjadi penting untuk memastikan tidak hanya produksi, tetapi juga rantai pasok," katanya.
Data yang kurang akurat bisa menimbulkan masalah dan dampaknya bisa menimbulkan inflasi, kemudian berdampak tidak hanya kepada petani dan konsumen, tetapi semua dunia usaha pada umumnya. "Jadi, kita siap mendukung Pak Arif dan teman-teman di Bapanas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
- Langgar VoA, Imigrasi Bali Deportasi Bintang Porno Asal Inggris
- Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi
Advertisement
Harga Emas Pegadaian Terbaru: UBS Turun Tipis, Galeri24 Masih Stabil
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja, Sabtu 13 Desember 2025
- Syukuran Ditetapkan Sebagai WBTB, 3.025 Bakmi Ludes Disantap Warga
- Jadwal Layanan SIM Corner di Jogja Hari Ini, Sabtu 13 Desember 2025
- Dinkes Sleman Dapat Mesin HRV Baru dari Danais
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Pantai Parangtritis dan Baron, 13 Desember 20
- Azza Koto Rilis Single Mimpi yang Nyata di Jogja
- Jadwal pemadaman listrik Hari Ini; Giliran Sedayu dan Kota Jogja
Advertisement
Advertisement




