Advertisement
Dampak El Nino di Depan Mata, Wakil Ketua DPR: Pemerintah Jangan Lupa

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kekeringan akibat adanya El Nino menjadi ancaman di depan mata dan menguat akibat adanya Indian Ocean Dipole (IOD). Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan pemerintah agar segera menyusun langkah nyata untuk mengantisipasinya.
"Fenomena El Nino dan 'Indian Ocean Dipole' harus diantisipasi betul,” kata Muhaimin, Rabu (7/6/2023).
Advertisement
Ocean Dipole, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) didefinisikan sebagai perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu di Laut Arab (Samudera Hindia bagian barat) dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia.
Muhaimin menyarankan pemerintah untuk gencar melakukan modifikasi cuaca, terutama di daerah yang memiliki potensi kekeringan paling parah.
"Saya kira salah satu antisipasinya adalah modifikasi cuaca, ini harus gencar dilakukan untuk mengisi volume air di waduk atau bendungan air dan mencukupi kebutuhan air masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah perlu tetap melakukan langkah antisipatif, meskipun BMKG memprediksi El Nino yang melanda Indonesia pada 2023 ini masih dikategorikan "moderate" (menengah).
Sebab, lanjut dia, sekecil apa pun level fenomena El Nino dan "Indian Ocean Dipole" tetap akan berdampak pada kekeringan lahan.
"Jadi meskipun El Nino prediksinya akan terjadi di level moderat, antisipasinya tetap perlu dilakukan. Karena akan tetap berpengaruh pada kekeringan lahan pertanian. Kalau sampai suplai air kurang, tanah kering, maka yang ditakutkan akan banyak petani mengalami gagal panen," katanya.
BACA JUGA: Ada 20% Dokumen Bacaleg DIY Meragukan, Salah Satunya soal Legalisasi Ijazah
Dia mengingatkan fenomena El Nino terburuk di Indonesia pada 1982 dan 1997 sehingga meski diprediksi El Nino tahun ini berlevel menengah, namun dikhawatirkan akan kembali menguat ke level paling parah.
“Kami ingatkan kekeringan panjang tahun 1997 tidak terulang, waktu itu banyak daerah defisit air karena fenomena itu,” kata dia.
Sebelumnya, Selasa (6/6), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan fenomena El Nino yang semakin menguat dengan adanya Indian Ocean Dipole (IOD) menuju positif dapat memicu kekeringan di Indonesia pada musim kemarau.
Dwikorita dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, menyebut bahwa dua fenomena tersebut telah diprakirakan BMKG pada Maret 2023, di mana keduanya berpotensi mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering.
"Diprediksi pada semester 2 ini dapat berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini. Bahkan sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Ribuan Umat Islam Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di MAJT Semarang
- 3 Hari, Hutan dan Lahan 160,61 Ha di Taman Nasional Baluran Situbondo Terbakar
- Baru Dilantik, Kades Termuda Klaten Tancap Gas Genjot Program 100 Hari Pertama
- Bukan TikTok Shop, Ini Biang Kerok Tanah Abang Sepi Menurut Asosiasi E-Commerce
Berita Pilihan
- Kasus Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia, Klub Suap Wasit hingga Rp1 Miliar
- Sederet Artis yang Raup Cuan dari TikTok Shop
- Ini Modus Tersangka Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia
- TikTok Dilarang Jualan, 6 Juta Penjual dan 7 Juta Kreator Bisa Gulung Tikar
- Ingat! BPJS Kesehatan Tidak Menanggung Biaya Berobat 21 Kondisi Penyakit
Advertisement

Baliho Gibran 'Wakil Presiden Republik Indonesia 2024' Muncul di Jogja
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Kebakaran Bromo Diambil Alih Polda Jawa Timur
- Virus Nipah Mengancam, Kemenkes Keluarkan Peringatan Kewaspadaan
- Kaesang Ketua Umum Partai Termuda, Megawati Tertua
- Harga Tiket Kereta Cepat Bandung-Jakarta Mulai dari Rp250.000 hingga Rp350.000
- Harga Beras di Indonesia Lebih Mahal dari Vietnam & Filipina, Ini Penyebabnya
- Cak Imin Sebut Food Estate Era Jokowi Gagal, Usul Manajemen Bisnis Rakasasa
- Ketum PSI Kaesang Pangarep Diusulkan Jadi Cabup Boyolali 2024
Advertisement
Advertisement