Advertisement

DPR Nilai Pendidikan Indonesia Bermasalah, Tertinggal dari Negara Lain

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 02 Mei 2023 - 16:47 WIB
Abdul Hamied Razak
DPR Nilai Pendidikan Indonesia Bermasalah, Tertinggal dari Negara Lain Sejumlah murid mengikuti pelaksanaan ASPD tingkat SMP sederajat pada Selasa (17/5 - 2022)/Dok. Forpi Kota Jogja.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Terkait peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023, DPR menyoroti sistem pendidikan di Indonesia yang masih mengalami banyak masalah dan tertinggal, jika dibandingkan dengan negara lain.

Anggota DPR Fraksi PKS, Fahmy Alaydroes membeberkan bahwa masalah yang paling terlihat kasat mata antara lain persoalan rekrutmen dan pengadaan guru yang tidak merata ke seluruh wilayah Indonesia,.

Advertisement

Belum lagi persoalan kompetensi dan kesejahteraan para guru. Padahal, kata Fahmy, guru merupakan pilar utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan proses belajar-mengajar.

“Pendidikan nasional kita masih banyak masalah, masih tertinggal. Berbagai permasalahan di seputar penyelenggaraan pendidikan terus berkelanjutan, kusut, dan gaduh,” tuturnya di Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Selain itu, persoalan pendidikan nasional juga semakin runyam dengan perubahan kurikulum yang tidak direncanakan secara seksama dan bersama.

Menurut Fahmy, guru yang tidak cukup dan tidak siap menghadapi perubahan kurikulum menjadikan proses pembelajaran tidak optimal bahkan kehilangan arah dan fokus.

Ditambah lagi masalah pemerataan perbaikan pendidikan nasional yang menjadi bertambah runyam.

Menurutnya, kondisi akses serta sarana dan prasarana sekolah yang masih banyak yang rusak dan tidak layak turut memperparah masalah tersebut. 

Menurutnya, sejumlah masalah tersebut muncul akibat lemahnya koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pihak masyarakat swasta penyelenggara pendidikan menjadi salah satu sebab kegagalan tata kelola pembenahan pendidikan nasional.

"Kini, mutu pendidikan nasional kita merosot, tertinggal lumayan jauh dari negara-negara tetangga. Minat dan kemampuan membaca kita rendah, kemampuan numerasi atau sains kita juga rendah, tambahan pula pendidikan karakter/moral, hanya sebatas jargon saja. Profil pelajar Pancasila, kenyataannya tidak jelas, tidak terarah,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Perkuat Empat Pilar Kalurahan Untuk Kembangkan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Sleman
| Jum'at, 26 April 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement