Advertisement
1 Mei Hari Buruh atau May Day, Kenali Sejarahnya!
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—1 Mei atau yang jatuh hari ini merupakan hari libur nasional sebagai peringatan Hari Buruh Sedunia atau yang sering disebut May Day.
Menarik ke belakang, May Day memiliki sejarah awal dimana 1 Mei 1886 telah diproklamasikan oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions (FOTLU) jam kerja untuk buruh maksimal 8 jam kerja dan wajib diberlakukan sejak hari itu.
Advertisement
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh tingkat kematian buruh pria, wanita, dan anak-anak setiap tahunnya dengan rata-rata 10–16 jam per hari akibat jam kerja yang buruk dan panjang.
Pada tahun berikutnya organisasi buruh terbesar di Amerika Serikat yang bernama Knights of Labor mengerahkan para buruh untuk mogok kerja dan berdemonstrasi.
Pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja yang berasal dari 13.000 perusahaan di seluruh negeri, turun ke jalan untuk menuntut haknya. Pemogokan pun terjadi, hampir 100 ribu buruh mogok kerja.
Baca juga: 12.000 Polisi Siap Amankan May Day, 4 Titik Jadi Konsentrasi
Awalnya, aksi protes berlangsung damai. Namun, situasi berubah pada 3 Mei 1886 ketika aparat Kepolisian Chicago terlibat bentrok dengan para buruh di McCormick Reaper Works, hingga menimbulkan empat korban jiwa.
Pada Agustus 1886, delapan orang yang dicap sebagai anarkis dihukum. Tujuh dari mereka yang dinyatakan bersalah dijatuhi hukuman mati, dan satu lainnya divonis 15 tahun bui.
Empat terpidana mati tewas di tiang gantung, satu memilih bunuh diri, dan tiga lainnya yang tersisa mendapat pengampunan enam tahun kemudian.
Pada 1890, lebih dari 300.000 orang turun ke jalan di demonstrasi May Day di London.
Sejarah pekerja 1 Mei akhirnya dianut oleh banyak pemerintahan di seluruh dunia, tidak hanya mereka yang memiliki pengaruh sosialis atau komunis.
Saat ini, May Day menjadi hari libur resmi di sedikitnya 66 negara dan secara tak resmi dirayakan di sejumlah negara lainnya.
Sejarah di Indonesia
Hari Buruh di Indonesia juga punya sejarahnya sendiri, tepatnya sejak 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee. Seorang tokoh sosialis dari Belanda, Adolf Baars, dalam tulisannya mengungkapkan bahwa kaum buruh tidak mendapatkan upah yang layak dan tanah milik kaum buruh dijadikan perkebunan dengan harga sewa tanah yang terlalu rendah.
Setelah peringatan Hari Buruh pada 1 Mei tersebut pun para buruh kereta api melakukan aksi mogok karena mendapat pemotongan gaji. Mereka pun mendapat ancaman pecat bila tidak segera menghentikan aksi mogoknya. Akibatnya, pada tahun 1926, peringatan Hari Buruh di Indonesia ditiadakan.
20 tahun kemudian, pada 1 Mei 1946, Kabinet Sjahrir kembali mengijinkan perayaan Hari Buruh di Indonesia. Lalu pada 1 Mei 2013, Hari Buruh juga ditetapkan sebagai hari libur nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
- Bawaslu: Jokowi Tak Langgar Netralitas Meski Bagi-bagi Bansos Jelang Pilpres
- Timnas 3X3 Putri Akhiri Babak Kualifikasi Grup C FIBA 3X3 Asia Cup dengan Manis
- Jamu RANS Nusantara, Persis Solo Andalkan Sananta demi Kejar Posisi 4 Besar
- Dicari! Gadis SMP asal Jatinom Klaten Hilang saat Beli Teh pada Jam Sahur
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Daftar Tarif Tol Trans Jawa untuk Mudik Lebaran 2024, Jakarta-Jogja Rp507 Ribu
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Pemulangan Enam Jenazah ABK WNI dari Jepang Dilakukan Bertahap
- Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- UU DKJ Disahkan, Sebentar Lagi Jakarta Bakal Melepas Status Ibu Kota
- Jatah Menteri Bakal Berkurang karena PDIP Diajak Masuk Kabinet, Golkar Bilang Begini
- Petinggi Freeport Temui Jokowi, Ini yang Dibahas
- Puan Maharani Kian Buka Peluang Megawati Gelar Rekonsiliasi dengan Prabowo
Advertisement
Advertisement