Advertisement
Tentara Pembebasan Papua Barat: Pilot Susi Air Bukan Musuh Kami

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sebby Sambom, Juru Bicara Tentara Pembebasan Papua Barat (TPNPB) menegaskan pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang disandera bukan musuh.
Melansir Reuters, Selasa (18/4/2023), Sambom mengatakan itu pada Kamis (6/4/2023). Oleh karena itu, TPNPB telah membatalkan tuntutan kemerdekaan dan malah mendorong dialog.
Advertisement
"Pilot Selandia Baru ini bukan musuh kami, jadi kami akan mencari solusi untuk membebaskannya," kata Sambom.
Namun, dia menegaskan bahwa TPNPB, sayap bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), tidak menghentikan desakan untuk melihat wilayah tersebut diberi kemerdekaan dalam jangka panjang, tetapi menyadari ada kebutuhan untuk memastikan pilot segera dibebaskan.
"Kami akan melakukan negosiasi damai," katanya.
Baca juga: Penyelamatan Pilot Susi Air Disandera KKB Masih Terkendala Cuaca
Sebelumnya, TPNPB mempunyai dua syarat bagi Pemerintah Indonesia untuk membebaskan Phillip .
Seperti diketahui Philip menjadi korban penyanderaan KKB Papua ketika dia mendarat di wilayah terpencil Nduga pada 7 Februari 2023.
Phillip diculik TPNPB di kawasan dataran tinggi Papua Nduga dua bulan lalu usai melakukan penerbangan rutin ke kawasan tersebut.
TPNPB mengatakan pada saat itu pilot hanya akan dibebaskan sebagai imbalan atas pengakuan pemerintah Indonesia atas kemerdekaan Papua, dan penarikan seluruh pasukan Indonesia.
Pertempuran tingkat rendah untuk kemerdekaan dari Indonesia telah dilancarkan selama beberapa dekade di wilayah Papua yang terpencil dan kaya sumber daya, dengan konflik antara pemberontak bersenjata dan pasukan keamanan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kata para analis.
Ketegangan telah membara sejak pemungutan suara kontroversial tahun 1969 yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melihat bekas wilayah Belanda di bawah kendali Indonesia.
Pemerintah Indonesia mengatakan telah memprioritaskan negosiasi dengan tokoh agama dan masyarakat untuk menjamin pembebasan Philip, dan mencatat bahaya melakukan operasi militer di daerah dataran tinggi yang terjal.
"Kami akan menggunakan senjata kami hanya jika ada ancaman terhadap nyawa pasukan kami," kata Donny Charles Go, Juru Bicara Satuan Tugas Militer yang dibentuk untuk menyelamatkan pilot, kepada Reuters.
Ditanya tentang perubahan nyata sikap kelompok pemberontak itu, seorang pejabat Indonesia mengatakan situasinya tetap rentan.
"Untuk mengutamakan keselamatan dan keamanan sandera, pemerintah akan membatasi komentar publik," kata Jaleswari Pramodawardhani, Deputi Kantor Staf Kepresidenan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Ratusan Ribu Kendaraan Masuk DIY Selama Sepekan Terakhir Liburan Sekolah
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Sekolah Rakyat di Jawa Tengah Diperkirakan Menampung 1.075 Siswa
- Pemerintah Daerah Didorong Membangun Jalan dengan Aspal Plastik
- Keberangkatan 29 Calon Pekerja Migran Ilegal Hendak ke Timur Tengah Digagalkan di Bandara Kertajati
- Pemerintah Diminta Memperhatikan Pemerataan Anggaran Pendidikan
- LaNyalla Bicara Soal 66 Tahun Dekrit Presiden
- Nurmala Kartini Sjahrir, Adik Luhut yang Diunggulkan jadi Dubes Indonesia di Jepang, Berikut Profilnya
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
Advertisement
Advertisement