Advertisement
Cegah Katastrofe seperti Gempa Turki, Begini Rekomendasi Ahli

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengemukakan ada sejumlah rekomendasi ahli untuk mencegah katastrofe serupa gempa Turki di Indonesia, berdasarkan hasil diskusi analisis pembelajaran gempa bumi Turki.
Dwikorita menegaskan yang paling utama pembelajaran dari gempa Turki itu adalah upaya mitigasi serta penguatan dari pengembangan riset kegempaan. “Perlunya sistem mitigasi gempa bumi yaitu terkait dengan penguatan atau pengembangan studi kajian riset dan teknologi,” ujar Dwikorita, Jumat (24/2/2023).
Advertisement
Saat ini, BMKG bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah memperdalam riset yang dilakukan di Universitas Cambridge, Inggris. Adapun pengembangan riset lainnya yakni pengukuran melalui GPS yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kemudian, diperlukan penguatan sistem monitoring kegempaan secara kontinyu dan komprehensif. Hal ini sudah dilakukan BMKG, namun menurut Dwikorita harus lebih dikuatkan jaringan monitoring, dirapatkan sistem monitoring-nya, dan peningkatan kecepatan proses, juga penguatan analisis.
BACA JUGA: Peta Gempa Terbaru, Sesar Mataram Ada di Jalur Tol Jogja Solo
Selanjutnya, diperlukan pemutakhiran atau pengembangan peta bahaya gempa bumi (seismic hazard map) dengan melihat kenyataan bahwa ternyata belum semua patahan-patahan yang dapat memicu gempa bumi terpetakan.
“Masih ada yang belum terpetakan, dan tentunya dengan perkembangan riset studi yang dilakukan ada informasi data-data baru. Sementara seismic hazard map yang ada di Indonesia sejak 2017 sudah sepatutnya dimutakhirkan atau dikembangkan di tingkat yang lebih detail,” ujar dia.
Berikutnya, penguatan sistem itu dengan kajian ground motion atau kajian getaran tanah. Dengan dibentuknya konsorsium nasional gempa bumi dan tsunami dari pakar berbagai perguruan tinggi dan lembaga di Indonesia, maka diharapkan dapat memperdalam, menguatkan kajian agar operasionalnya bisa diterapkan oleh BMKG atau lembaga terkait lainnya.
Tak kalah pentingnya, kata dia, perlu seluruh kajian tersebut untuk building code, atau jika tidak berakhir sia-sia.
Mantan Rektor UGM itu juga memaparkan penelitian dari pakar di Badan Geologi Amerika Serikat yang menyinggung gempa bumi Turki telah banyak kajiannya. “Karena begini, di Turki itu datanya lengkap, kajiannya alat-alatnya lengkap, monitoring lengkap, building code juga ada, tapi kenapa masih terjadi seperti itu?” kata Dwikorita.
Hasil diskusi tersebut sementara menyimpulkan bahwa adanya komunikasi yang tidak tersambung antara yang melakukan kajian dengan, atau yang melakukan pemetaan dengan yang menerapkan building code.
“Ini mungkin saja dapat terjadi di Indonesia. Makanya kita diingatkan agar terus saling bersinergi, jangan sampai hasil-hasil kajian oleh perguruan tinggi, lembaga terkait, dan BMKG sendiri jangan sampai lepas, atau tidak terkomunikasikan ke pihak yang menerapkan building code,” kata dia.
Oleh karena itu perlu direkomendasikan adanya law enforcement atau penegakan hukum dalam penerapan building code, dan peraturan pendukung sistem mitigasi bencana.
Kemudian penguatan edukasi literasi aplikasi secara inklusif, dan pengetahuan ditujukan untuk semua umat. Hal ini dapat dilakukan di masjid, gereja, sekolah dan melalui berbagai kegiatan informal dan formal. Inklusif juga untuk seluruh dengan tidak memandang gender, termasuk pihak berkebutuhan khusus harus mendapatkan edukasi tersebut, kata Dwikorita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Komisaris Pertamina Baru, Bambang Suswantono Miliki Harta Rp10,9 Miliar
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Cerita Soebronto Laras dan Kecintaannya pada Otomotif
- Soebronto Laras Meninggal Dunia, Ini Sepak Terjang Tokoh Otomotif Nasional
- Nasabah Diteror DC AdaKami hingga Bunuh Diri, Berikut Sikap OJK
Advertisement

Ikatan Profesi Optometris Ungkap 400 dari 1.000 Anak Alami Gangguan Mata, Pemerintah Perlu Siapkan Pencegahan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PPP Ingin Mengulang Sejarah Hamzah Haz Sebagai Wapres Lewat Sandiaga Uno
- Buntut Viral Nasabah Pinjol Bunuh Diri, Ini Klarifikasi AdaKami
- Gunung Semeru Meletus, Masyarakat Diimbau Tidak Melakukan Aktivitas Sejauh 13 Kilometer
- Penjelasan Pakar Terkait Kemasan Air Dipakai Berulang
- Awas Tertipu! Ini Daftar Pinjol Ilegal Terbaru 2023
- Jokowi Sebut Pembangunan Istana di IKN Sudah Sesuai Target
- KPK Akui Fasilitasi Pertemuan Perwira TNI dengan Tahanan di Lantai 15
Advertisement
Advertisement