Advertisement
Dua Wanita Tetap Selamat Meski Terkubur Berhari-hari saat Gempa Turki

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Keajaiban terjadi dalam penyelamatan korban gempa Turki. Dua perempuan, termasuk seorang lansia berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan bangunan yang roboh setelah terjebak selama 122 jam, menurut pihak berwenang pada Sabtu.
Gempa mematikan pada Senin pagi itu telah merenggut lebih dari 24 ribu jiwa, termasuk di negara tetangga Suriah.
Advertisement
Lansia itu, Menekse Tabak, 70, terlihat dibungkus selimut ketika tim penyelamat membawanya ke ambulans di Provinsi Kahramanmaras, Turki, menurut gambar yang ditayangkan Anadolu.
BACA JUGA : Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Turki, Tali Pusar Masih
Penyintas lainnya, Masallah Cicek, 55, diselamatkan dari reruntuhan bangunan di Diyarbakir, kota terbesar di selatan Turki, menurut kantor berita resmi itu.
Sebanyak 67 orang telah dievakuasi dari bawah puing dalam 24 jam terakhir, kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, dalam upaya penyelamatan yang melibatkan 31 ribu penyelamat di seluruh kawasan terdampak.
Sekitar 80 ribu orang dirawat di rumah sakit, sedangkan 1,05 juta orang lainnya kehilangan tempat tinggal dan berada di tempat penampungan, katanya.
Dia mengatakan pemerintah akan menyediakan tempat tinggal permanen dalam satu tahun ke depan untuk memastikan bahwa para penyintas dapat kembali hidup normal dan "mengobati rasa sakit mereka sesegera mungkin".
BACA JUGA : Ratusan WNI yang Dievakuasi dari Lokasi Gempa Turki Tiba
Saat banyak warga menghadapi kekurangan pangan dan cuaca musim dingin yang menusuk tulang, respons pemerintah atas bencana itu dipertanyakan.
Presiden Suriah Bashar Al Assad untuk pertama kalinya mendatangi daerah terdampak gempa, mengunjungi rumah sakit di Aleppo bersama istrinya Asma, kata media pelat merah.
Pemerintahnya menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan ke seluruh garis depan pertempuran perang saudara yang telah berlangsung 12 tahun di negara itu.
Program Pangan Dunia sebelumnya mengatakan pihaknya kehabisan stok makanan di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak ketika pertempuran menyulitkan upaya pengiriman bantuan.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 pada Senin, yang diikuti beberapa gempa susulan di seluruh Turki dan Suriah, menjadi bencana paling mematikan ke-7 abad ini.
Angka kematian akibat gempa itu melebihi jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di Jepang pada 2011 dan mendekati angka 31 ribu orang yang tewas akibat gempa di Iran pada 2003.
Bencana serupa juga pernah terjadi di Turki pada 1999 ketika lebih dari 17 ribu orang tewas akibat gempa. Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Jumat mengunjungi Provinsi Adiyaman, di mana dia mengakui respons pemerintah tidak secepat yang seharusnya.
"Meski kami memiliki tim pencari dan penyelamat terbesar di dunia saat ini, adalah kenyataan bahwa upaya pencarian tidak secepat yang kami inginkan," katanya.
BACA JUGA : Jumlah Korban Jiwa akibat Gempa Turki-Suriah Lewati Angka
Kubu oposisi telah memanfaatkan isu tersebut untuk menyerang Erdogan, yang berharap terpilih kembali dalam pemilu tahun ini. Pemilu yang telah dijadwalkan pada 14 Mei itu kemudian ditangguhkan karena bencana gempa tersebut. Kemal Kilicdaroglu, ketua partai oposisi besar di Turki, mengkritik respons pemerintah.
"Gempa itu sangat besar, tetapi yang lebih besar adalah kurangnya koordinasi, kurangnya perencanaan dan inkompetensi," katanya dalam pernyataan.
Angka kematian di Turki bertambah menjadi 20.665 pada Sabtu, kata badan penanggulangan bencana. Di Suriah, lebih dari 3.500 orang tewas dan banyak korban yang masih berada di bawah reruntuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Komisaris Pertamina Baru, Bambang Suswantono Miliki Harta Rp10,9 Miliar
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Cerita Soebronto Laras dan Kecintaannya pada Otomotif
- Soebronto Laras Meninggal Dunia, Ini Sepak Terjang Tokoh Otomotif Nasional
- Nasabah Diteror DC AdaKami hingga Bunuh Diri, Berikut Sikap OJK
Advertisement

Mau ke Jogja atau Solo Naik KRL? Berikut Jadwal dan Lokasi Stasiunnya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- OJK Dorong Pelindungan Konsumen Pinjol agar Diperkuat
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Ke IKN, Jokowi Lakukan Groundbreaking RS Abdi Waluyo
- Kaesang Dikabarkan Gabung PSI, PDIP: Ojo Kesusu, Pelajari Dulu AD/ART
- PPP Ingin Mengulang Sejarah Hamzah Haz Sebagai Wapres Lewat Sandiaga Uno
- Whoosh Jadi Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Begini Arti dan Maknanya
- Buntut Viral Nasabah Pinjol Bunuh Diri, Ini Klarifikasi AdaKami
Advertisement
Advertisement