Advertisement
China Diprediksi Chaos! 62 Juta Orang Tiongkok Berebut Rumah Sakit, 2 Minggu Lagi

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Kondisi Covid-19 di China diprediksi akan semakin ngeri. Apalagi setelah jutaan orang melakukan perjalanan untuk merayakan Imlek dengan keluarga mereka.
BACA JUGA: China Kecam Pembatasan Covid-19
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Dilansir dari RTV Online, beberapa kota di China akan merayakan Tahun Baru Imlek dengan pertunjukan kembang api besar-besaran.
Acara ini dilaksanakan setelah pemerintah daerah mencabut larangan penjualan kembang api dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, pemerintah sendiri juga telah membatasi mobilitas beberapa orang karena Covid-19.
Meski demikian, kota-kota seperti Hangzhou, Kunming, Zhengzhou, dan Changsha, yang semuanya memiliki populasi di atas 10 juta, mengizinkan penjualan kembang api, menurut majalah bisnis Yicai.
Kebijakan ini bukan hanya melanggar larangan pemerintah pusat, namun juga diprediksi akan mengakibatkan chaos di kemudian hari.
Perusahaan asal China bernaa Airfinity pada hari Rabu memperkirakan bahwa 62 juta orang dapat terinfeksi virus antara 13 dan 27 Januari 2023 alias setelah Tahun Baru Imlek.
Bukan hanya itu, kematian terkait Covid diperkirakan juga dapat mencapai puncaknya pada 36.000 sehari pada 26 Januari, naik tajam dari perkiraan sebelumnya.
Prediksi ini menyimpulkan jika dalam beberapa minggu ke depan, akan ada jutaan orang berebut RS karena dinyatakan positif Covid-19.
"Perkiraan kami memperkirakan beban yang signifikan pada sistem perawatan kesehatan China untuk dua minggu ke depan dan kemungkinan banyak pasien yang dapat dirawat dapat meninggal karena rumah sakit yang penuh sesak dan kurangnya perawatan," kata direktur analitik Airfinity, Matt Linley.
Sebelumnya, beberapa profesor China telah membeberkan bukti jika angka kematian akibat Covid-19 bukan 60.000 melainkan 600.000.
“Berdasarkan laporan rumah sakit yang kewalahan dan antrean panjang di luar rumah duka, kami dapat memperkirakan bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 yang lebih besar telah terjadi sejauh ini, mungkin lebih dari 600.000, bukan hanya 60.000,” kata Profesor Ben Cowling, seorang ahli epidemiologi. di Universitas Hongkong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Advertisement
Berita Lainnya
- Polisi Ringkus Mahasiswa Tersangka Penipu Berkedok Surel Undangan Pernikahan
- Cek! Jadwal Pemadaman Listrik di Ngawi & Magetan pada Kamis 2 Februari 2023
- 7 Hari Mengapung di Laut dengan Fiber, Nelayan Diselamatkan Kapal Tangker
- Kalah Saing, Usaha Penggilingan Gabah Skala Kecil di Klaten Kian Tergilas
Advertisement
Berita Pilihan
- Digaji Rp172 Juta, Apa Tugas Kepala Otorita IKN dan Wakilnya?
- Sempat Tertunda karena Pandemi, Pembangunan Masjid Agung Jateng di Magelang Akhirnya Dimulai
- Purnawirawan Penabrak Mahasiswa UI Ingin Nyaleg
- Jokowi dan Anies Baswedan Diduga Saling Sindir di Instagram
- Indonesia Tak Kena Resesi Seks! Angka Kelahiran Tembus 2,18 Persen
Advertisement

Fokus Pengembangan Gunungkidul Beralih dari Selatan ke Utara
Advertisement

Seru! Ini Detail Paket Wisata Pre-Tour & Post Tour yang Ditawarkan untuk Delegasi ATF 2023
Advertisement
Berita Populer
- Awas! Ada Link Palsu Pendaftaran Kartu Prakerja
- Pembangunan Rusun di 2023 Ditarget 5.379 Unit, Termasuk untuk Pekerja IKN
- Pertimbangan Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet & Ketidakhadiran 2 Menteri Nasdem di Ratas
- Enam Kejadian Gempa Guncang Indonesia Rabu Dini Hari
- Sri Mulyani Masuk Bursa Calon Gubernur Bank Indonesia, Berapa Jumlah Kekayaannya?
- 49 Siswa Madrasah Tewas Dalam Kecelakaan Kapal Terbalik di Pakistan
- Keluarga Mahasiswa UI Korban Kecelakaan Laporkan Polres Jaksel ke Ombudsman
Advertisement
Advertisement