Advertisement
Soal Reshuffle Kabinet, Akademisi: Indikatornya Hendaknya adalah Prestasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Isu reshuffle kabinet Indonesia Maju terus menjadi perbincangan banyak pihak. Pro dan kontra terhadap nama-nama yang bakal di-reshuffle pun kian santer.
Salah satunya adalah Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta yang menilai siapa pun menteri yang di-reshuffle, indikatornya hendaknya adalah prestasi.
Advertisement
“Sebenarnya, bukan kewenangan saya menanggapi soal reshuffle ya. Itu kewenangan Presiden. Saya hanya melihat dan menilai kinerja menteri yang terkait dengan bidang saya, kehutanan. Jadi Menteri Siti [Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya] memang bekerja sangat baik. Secara pribadi saya mengagumi beliau,” kata Sigit melalui rilis, Minggu (8/1/2023).
Sejauh ini, kata dia, kinerja Siti sangat bagus. Pasalnya, Siti dinilainya mampu menangani permasalah yang cukup berat yakni bidang lingkungan hidup dan bidang kehutanan.
Sigit memaparkan, banyak torehan prestasi yang telah didapat, banyak bukti seperti penanganan kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla, penanganan isu lingkungan/emisi karbon yang telah dicarikan jalan keluarnya seperti FOLU NeT Sink 2030 dan lain-lainnya.
Lebih lanjut dikemukakan Sigit Sunarta, tentang kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti dikemukakan Menteri LHK dalam paparan akhir tahun 2022 bahwa capaian kinerja KLHK tahun ini, di antaranya kebakaran hutan tidak ada yang signifikan muncul secara nasional karena dapat ditangani dengan baik.
"Hal yang sangat penting juga dalam kontek bidang kehutanan kata Sigit Sunarta deforestasi mendapat apresiasi tinggi dari dunia internasional, sebagai kita ketahui, laju deforestasi semakin menurun," ucap dia.
Menurut Sigit, di bawah pimpinan Siti, KLHK mampu menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca. Sebagaimana diketahui, pada COP 27 UNFCCC (dalam hal ini dibandingkan dengan COP 21, 2015), Indonesia berada di posisi puncak upayanya dengan instrumen diplomasi iklim yaitu FoLU Netsink 2030.
"Sebuah komitmen ambisius sekaligus realistis dalam penurunan emisi gas rumah kaca untuk sektor hutan sampai 2030."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sekjen PBB Kutuk Israel karena Melarang UNWRA di Palestina
- Suswono Cagub Nomor 1 Pilkada Jakarta Dilaporkan ke Polisi, Dianggap Merendahkan Nabi Muhammad
- Pengungsi Rohingya di Aceh Jadi Peristiwa Terkuaknya Kasus Perdagangan Orang
- Klarifikasi Kemenkeu soal Pernyataan Anggito Terkait Mobil Maung untuk Menteri dan Pejabat Eselon I
- Mantan Presiden Dibolehkan Jadi Juru Kampanye, Jokowi Jadi Jurkam di Pilkada?
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Guyur Sebagian Kota Besar Hari Ini
- Di Persidangan, Kuasa Hukum Guru Honorer Supriyani Ungkap Permintaan Rp50 Juta Aparat Kepolisian
- Israel Serang Iran, DK PBB Gelar Sidang Darurat
- Komisi VII Minta Menag Nasaruddin Umar Jalin Hubungan Baik dengan DPR
- Korban Tewas Akibat Serangan Israel ke Lebanon Capai 2.710 Orang
- PAFI Bitung Perkuat Sektor Kesehatan Melalui Apoteker
- Korban Tewas di Gaza Lebih dari 43.000 Orang, Joe Biden Baru Bilang Perang Harus Diakhiri
Advertisement
Advertisement