Advertisement
Kasus Meikarta Bikin Apartemen Siap Huni Lebih Diminati Pembeli
Ilustrasi apartemen - Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Konsultan properti, Colliers Indonesia melihat ada pergeseran tren pembelian apartemen dari pembelian sebelum launching kini cenderung membeli proyek eksisting atau sudah terlihat fisiknya.
BACA JUGA: Pembeli Meikarta Bayar Rp260 Juta, Tapi Unit Raib
Advertisement
Kondisi ini salah satunya imbas dari kasus proyek Meikarta di Cikarang yang terbengkalai sejak tahun 2017. Fenomena tersebut membuat tingkat kepercayaan konsumen terhadap proyek siap huni yang lebih tinggi dibandingkan proyek yang masih berbentuk konsep.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menerangkan pergeseran tren tersebut mulai terlihat pada semester II/2022. Konsumen lebih memilih mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk proyek jadi dibandingkan dengan harga pre-launching yang lebih rendah.
"Di semester II/2022, kecenderungannya justru unit-unit eksisting atau unit yang sudah jadi ini lebih diminati pembeli, salah satunya mereka merasa bahwa unit-unit ini lebih secure buat mereka," kata Ferry, Rabu (4/1/2023).
Dia melihat kasus terbengkalainya apartemen tersebut sebagai pelajaran penting bagi calon pembeli untuk berhati-hati. Di satu sisi, pembeli memang disarankan untuk melihat reputasi pengembang, namun kini hal tersebut tidak menjamin.
"Memang, reputasi developer itu penting, biasanya developer yang bereputasi adalah developer yang memang nama besar. Tapi itu tidak menjadi jaminan dalam kasus ini yang cukup memprihatinkan," ujarnya.
Sebagai informasi, Meikarta merupakan megaproyek besutan anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) yaitu PT Mahkota Sentosa Utama (MSU). Proyek tersebut telah digencarkan sejak tahun 2017 namun hingga kini belum rampung secara keseluruhan.
Pengembang dalam Putusan No. 328/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Niaga Jakarta Pusat pada 18 Desember 2020 atau Putusan Homologasi berjanji akan melakukan serah terima yang mulanya dijanjikan 2019 menjadi 2027.
Di samping itu, Ferry menerangkan dari sisi pengembang pun saat ini masih enggan untuk ekspansi terhadap proyek apartemen. Total pasokan baru di Jakarta sepanjang tahun 2022 sebesar 1.484 unit. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak tahun 2018 lalu.
Pasalnya, pada tahun 2018 jumlah pasokan baru mencapai 17.524 unit, di tahun 2019 sebanyak 10.127 unit, lalu di tahun 2020 sebanyak 2.698 unit. Sementara, pada tahun 2021 naik menjadi 4.325 unit.
"Tahun 2020-2022 jumlah stok unit yang masuk juga sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi memang pengembang ini masih agak enggan untuk meluncurkan proyek baru," terangnya.
Sebagian besar proyek yang tertunda pada 2022 diprediksi akan selesai pada tahun 2023. Adapun, Jakarta Barat mendominasi pasokan apartemen di Jakarta. Apartemen yang akan rampung pada tahun mendatang banyak dibangun di dekat lokasi transit oriented development (TOD), seperti stasiun MRT Fatmawati dan Stasiun LRT Ciracas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati Diduga Korsleting
- Honda Siapkan 10 Peluncuran Baru di India 2026 Sampai 2030
- Penembakan di Pantai Bondi: Ayah dan Anak Jadi Pelaku
- HUT ke-9, Komunitas Pelajar Peduli Yogyakarta Gelar Super Peduli
- Warga Sipil Thailand Tewas Akibat Serangan Roket Kamboja
- Penyelenggara Tur Messi Ditahan 14 Hari Pasca Kekacauan
- HUT KE-64 BANK BPD DIY: Bersama, Tumbuh Semakin Kuat
Advertisement
Advertisement





