Advertisement

KPK Usulkan Sejumlah Daerah Tanpa Pilkada, Bupati Langsung Ditunjuk Pusat

Wibi Pangestu Pratama
Selasa, 13 Desember 2022 - 13:17 WIB
Bhekti Suryani
KPK Usulkan Sejumlah Daerah Tanpa Pilkada, Bupati Langsung Ditunjuk Pusat Wakil Ketua KPK Alexander Marwata melakukan paparan budaya antikorupsi didampingi Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Ahmad Fauzi Nur. - Bisnis/Alif N. Rizqi 

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA— Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK menyarankan agar sejumlah daerah, terutama di Papua dan Indonesia bagian timur, tidak menyelenggarakan pemilihan kepala daerah atau pilkada, melainkan dengan penunjukan langsung oleh pemerintah pusat. Bahkan, KPK menyarankan pemimpin itu menerima gaji Rp500 juta per bulan.

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menilai bahwa penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu), baik di tingkat nasional maupun daerah seringkali tidak menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Dia bahkan menyebut bahwa beberapa kali penyelenggaraan pemilu tidak membawa perubahan sehingga kondisinya 'begini-begini saja'.

Advertisement

Alexander pun menilai bahwa masyarakat di sejumlah daerah belum siap dalam melaksanakan pilkada, tanpa merinci apa penyebabnya. Dia malah menyarankan agar di daerah-daerah tersebut tidak terdapat pelaksanaan pilkada, melainkan pemerintah pusat langsung menunjuk pemimpin untuk daerah tersebut.

"Di Papua sana, saya yakin jauh lebih efektif, jauh lebih efisien ketika kepala daerah di daerah-daerah yang belum siap masyarakatnya untuk pilkada langsung, itu untuk kepala daerahnya ditunjuk langsung," ujar Alexander dalam acara Puncak Peringatan Hakordia Kemenkeu Tahun 2022, Selasa (13/12/2022).

BACA JUGA: Siswa SMP Asal Sleman Kesurupan Massal saat Berwisata di Bali

Menurutnya, KPK dan pemerintah memiliki peta persoalan dari berbagai daerah sebagai rujukan dalam pemilihan pemimpin oleh pusat. Alexander mencontohkan bahwa wilayah Indonesia bagian timur menghadapi masalah stunting, gizi buruk, dan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga pemerintah pusat tinggal menunjuk kepala daerah yang mampu menangani masalah itu.

"Kita punya peta persoalan itu, tinggal tunjuk saja kan manajer yang baik, gaji tiap bulan Rp500 juta, enggak perform satu tahun pecat. Kalau sekarang kan enggak, [kalau kinerjanya tidak baik] nunggu diganti, lima tahun waktunya habis. Sialnya nanti dia kepilih lagi. 10 tahun duit habis, masyarakat enggak tambah sejahtera," katanya.

Dia menyebut bahwa hal tersebut bukan semata-mata masalah KPK, karena pemerintah daerah yang kerap melakukan korupsi. Namun, hal ini dinilai sebagai masalah bersama yang perlu penanganan serius.

"Kalau seperti begini terus kami punya keyakinan tidak akan menyelesaikan persoalan. Apa sih yang menyebabkan kepala daerah itu korupsi, apa yang menyebabkan pembangunan di daerah itu kurang memberikan dampak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kabupaten Sleman Prioritaskan Pembangunan Pertanian

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement