Advertisement
Jerman Minta China Desak Rusia Hentikan Perang

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.
BACA JUGA : Rusia Tunjuk Komandan Perang Baru di Ukraina
Advertisement
Scholz melakukan kunjungan singkat ke negeri Tirai Bambu tersebut dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Beijing.
“Saya memberi tahu Presiden bahwa penting bagi China untuk menggunakan pengaruhnya di Rusia. Dan Rusia harus segera menghentikan serangan yang diderita penduduk sipil setiap hari dan menarik diri dari Ukraina,” kata Scholz.
Melansir laman BBC, Sabtu (5/11/2022), Scholz mengatakan komunitas global harus mendukung upaya untuk mengakhiri krisis secara damai dan menentang penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir.
Kunjungan Scholz ke China berlangsung singkat, hanya 11 jam, dan kontroversial.
Dia merupakan pemimpin Barat pertama yang melakukan perjalanan ke Beijing sejak pandemi global dan yang pertama bertemu Presiden Xi sejak dia mempererat cengkeramannya pada kekuasaan di Kongres Nasional Partai Komunis bulan lalu.
Pertemuan tersebut disebut membuat pemerintahan Scholz khawatir, di mana kehadirannya akan meningkatkan reputasi domestik Xi yang semakin otoriter.
Namun kanselir Jerman, seperti pendahulunya Angela Merkel, berpendapat bahwa masalah global hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama dengan China.
Pertemuan tatap muka, katanya, memfasilitasi diskusi, bahkan tentang isu-isu yang sangat tidak disetujui oleh kedua negara.
Ada pengakuan bersama bahwa pada masa-masa sulit, Presiden Xi menyatakan keinginannya untuk bekerja sama.
Keduanya sepakat untuk terus berbicara tentang perang di Ukraina, ketahanan pangan dan energi global, perubahan iklim dan pandemi global.
Scholz mengulangi posisi Jerman di Taiwan. Setiap perubahan status quo harus damai dan dengan kesepakatan bersama, serta mengedepankan hak asasi manusia.
Mereka harus dilindungi, terutama yang berkaitan dengan minoritas di Xinjiang.
Scholz menjanjikan kebijakan luar negeri yang mengedepankan nilai-nilai dan perubahan dalam pendekatan Jerman terhadap China.
“Jika China berubah maka pendekatan kami terhadap China harus berubah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk SD dan SMP Tahun Ini Lebih Lama
- Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional Bakal Diperketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
Advertisement

Jumlah Anak Tidak Sekolah Usia SMA di Kulonprogo Mencapai 329, Ini yang Akan Dilakukan Balai Dikmen
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jemaah Haji Meninggal Dunia Mencapai 418 Orang, Kemenkes Sebut Perlu Ada Pengetatan
- PMI Asal Kediri Meninggal Setelah Lakukan Aksi Bunuh Diri di Korea Selatan
- Para Advokat Perekat Nusantara dan TPDI Somasi Gibran, Untuk Segera Mundur Sebagai Wapres
- Hujan Lebat, 21 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Kebanjiran
- Buntut Tragedi di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem KKN
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
Advertisement
Advertisement