Advertisement

Jerman Minta China Desak Rusia Hentikan Perang

Pernita Hestin Untari
Sabtu, 05 November 2022 - 23:47 WIB
Jumali
Jerman Minta China Desak Rusia Hentikan Perang Asap mengepul dari lokasi kebakaran selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina, Kamis (7/4/2022). - JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.

BACA JUGA : Rusia Tunjuk Komandan Perang Baru di Ukraina

Advertisement

Scholz melakukan kunjungan singkat ke negeri Tirai Bambu tersebut dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Beijing.

“Saya memberi tahu Presiden bahwa penting bagi China untuk menggunakan pengaruhnya di Rusia. Dan Rusia harus segera menghentikan serangan yang diderita penduduk sipil setiap hari dan menarik diri dari Ukraina,” kata Scholz.

Melansir laman BBC, Sabtu (5/11/2022), Scholz mengatakan komunitas global harus mendukung upaya untuk mengakhiri krisis secara damai dan menentang penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir.

Kunjungan Scholz ke China berlangsung singkat, hanya 11 jam, dan kontroversial.

Dia merupakan pemimpin Barat pertama yang melakukan perjalanan ke Beijing sejak pandemi global dan yang pertama bertemu Presiden Xi sejak dia mempererat cengkeramannya pada kekuasaan di Kongres Nasional Partai Komunis bulan lalu.

Pertemuan tersebut disebut membuat pemerintahan Scholz khawatir, di mana kehadirannya akan meningkatkan reputasi domestik Xi yang semakin otoriter.

Namun kanselir Jerman, seperti pendahulunya Angela Merkel, berpendapat bahwa masalah global hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama dengan China.

Pertemuan tatap muka, katanya, memfasilitasi diskusi, bahkan tentang isu-isu yang sangat tidak disetujui oleh kedua negara.

Ada pengakuan bersama bahwa pada masa-masa sulit, Presiden Xi menyatakan keinginannya untuk bekerja sama.

Keduanya sepakat untuk terus berbicara tentang perang di Ukraina, ketahanan pangan dan energi global, perubahan iklim dan pandemi global.

Scholz mengulangi posisi Jerman di Taiwan. Setiap perubahan status quo harus damai dan dengan kesepakatan bersama, serta mengedepankan hak asasi manusia.

Mereka harus dilindungi, terutama yang berkaitan dengan minoritas di Xinjiang.

Scholz menjanjikan kebijakan luar negeri yang mengedepankan nilai-nilai dan perubahan dalam pendekatan Jerman terhadap China.

“Jika China berubah maka pendekatan kami terhadap China harus berubah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Usulan Formasi PPPK-CPNS 2024 Disetujui Pusat, Pemkab Bantul: Kami Tunggu Kepastian Alokasinya

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement