Advertisement
Rusia Tunjuk Komandan Perang Baru di Ukraina, Rekam Jejaknya Dianggap Kejam
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu (8/10/2022) waktu setempat menunjuk seorang jenderal dengan reputasi yang dianggap kejam dan pengalaman bertempur dalam perang panjang yang kompleks untuk memimpin pasukannya di Ukraina.
Jenderal Sergei Surovikin, 55, yang sudah menjadi komandan Distrik Militer Selatan dan pasukannya telah menghadapi serangan balasan Ukraina yang sengit, akan memimpin apa yang masih disebut Rusia sebagai operasi militer khusus. Mengutip New York Times, Minggu (9/10/2022), meskipun sang jenderal memiliki spesialisasi dalam infanteri untuk sebagian besar karirnya, ia juga telah memimpin angkatan udara Rusia.
Advertisement
Sergei Surovikin pernah memimpin pasukan Rusia yang melakukan intervensi di Suriah mulai tahun 2015, dan komandan Amerika terkadang berkonsultasi langsung dengannya di sana untuk menghindari bentrokan. Di Ukraina, pasukan Rusia secara khusus diganggu oleh ketidakmampuan untuk mengoordinasikan infanteri, artileri dan angkatan udara, karena Ukraina telah melakukan serangan militer dalam beberapa pekan terakhir.
"Surovikin tahu bagaimana bertarung dengan pesawat pengebom dan rudal, itulah yang dia lakukan," kata Jenderal Kyrylo O. Budanov, kepala dinas intelijen militer Ukraina, pada bulan Juni lalu.
Dia telah lama memiliki reputasi korupsi dan kebrutalan, kata para analis militer. "Dia dikenal sebagai komandan yang cukup kejam dengan bawahan dan dikenal karena temperamennya," kata Michael Kofman, direktur studi Rusia di C.N.A., sebuah lembaga penelitian pertahanan yang berbasis di Virginia.
BACA JUGA: 25.000 Warganet Tanda Tangani Petisi Desak Iwan Bule PSSI Mundur
Kofman menjelaskan secara praktis Jenderal Surovikin diyakini telah memimpin pasukan Rusia di Ukraina, bahkan jika dia belum secara resmi ditunjuk untuk posisi tersebut
Saat ini tidak jelas apakah perubahan yang diumumkan dalam siaran pers resmi, akan membuat banyak perbedaan di lapangan. Pada bulan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia telah membuat pengumuman yang jarang terjadi tentang perombakan kepemimpinan tingkat tinggi setelah kekalahan memalukan pasukannya di timur laut Ukraina.
Distrik Militer Timur juga mendapatkan seorang komandan baru, Letnan Jenderal Rustam Muradov, yang sebelumnya memimpin pasukan Rusia di wilayah Donbas yang diduduki Ukraina, menurut sebuah posting media sosial oleh seorang pejabat senior. Namun Kementerian Pertahanan belum mengkonfirmasi perubahan itu pada Sabtu kemarin.
Menurut para analis, sekalipun ada pergantian personel, akan sulit bagi satu perwira untuk membuat perbedaan mengingat masalah struktural yang mengganggu militer Rusia.
Adapun penunjukan Sergei Surovikin sebagai komandan perang dinilai merupakan sinyal untuk menenangkan beberapa sayap kanan yang dekat dengan Presiden Vladimir V. Putin yang telah secara terbuka mengkritik militer negara tersebut.
Sebelumnya Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner yang banyak dikerahkan di Suriah, membuat dukungan publik yang langka kepada sang jenderal dengan menyebutnya "legendaris."
“Surovikin adalah komandan paling kompeten di tentara Rusia,” kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan, dikutip oleh kantor berita Live 24.
Sebelum Ukraina, Jenderal Surovikin telah menjabat dalam berbagai peran, bahkan memiliki peluang untuk menjabat sebagai kepala staf umum berikutnya, yakni kepala seluruh angkatan bersenjata.
BACA JUGA: 41 Laporan Keuangan Pemda Bermasalah
Dia berada di Chechnya pada awal 2000-an dan memimpin pasukan Rusia di Suriah, menurut biografinya di situs web Kementerian Pertahanan dan media pemerintah.
Human Rights Watch mengatakan pada tahun 2020 bahwa dia termasuk di antara para pemimpin militer yang mungkin memikul “tanggung jawab komando” atas pelanggaran hak asasi manusia di Suriah.
Jenderal Surovikin menghabiskan setidaknya enam bulan penjara setelah tentara di bawah komandonya membunuh tiga pengunjuk rasa di Moskow selama kudeta yang gagal pada Agustus 1991, tetapi akhirnya dibebaskan tanpa pengadilan, menurut sebuah makalah dari Jamestown Foundation, sebuah wadah pemikir konservatif di Washington.
Pada 1995, ia juga menerima hukuman percobaan untuk perdagangan senjata ilegal, kata surat kabar itu, menambahkan bahwa hukuman itu kemudian dibatalkan. “Di ketentaraan, Surovikin memiliki reputasi kekejaman total,” tambah surat kabar itu.
Dia dimasukkan dalam daftar sanksi Uni Eropa pada 23 Februari 2022, sehari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : New York Times
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Inpres Efisiensi Anggaran, Presiden Prabowo Perintahkan Pemda Potong Perdin 50 Persen dan Kurangi Seminar
- Kementerian ESDM Sebut Izin Tambang Muhammadiyah Masih dalam Tahap Kajian
- Kasus Pagar Laut Dilaporkan ke KPK, Senggol Dua Menteri
- Pemerintah Janjikan Peluncuran Program Pemeriksaan Gratis Secepatnya
- 29 Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Masih Dialihkan, Berikut Daftarnya
Advertisement
Jadwal Layanan Samsat Keliling Gunungkidul Jumat 24 Januari 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Wamenlu: Kami Tidak Pernah Membahas Relokasi Warga Gaza
- Prediksi BMKG: Mayoritas Kota Besar Diguyur Hujan
- Longsor di Petungkriono Pekalongan, Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 20 Orang
- Pemilik Pagar Laut Bakal Didenda Rp18 Juta per Meter
- Donald Trum Tuntut Uskup yang Doakannya untuk bebelas kasih ke Kelompok Minoritas dan Migran Minta Maaf
- Kebakaran Kembali Terjadi di Los Angeles, dalam Sejam Hanguskan 500 Hektare Lahan
- Hingga 21 Januari 2025, Kemkomdigi Blokir 5,7 Juta Konten Judi Online
Advertisement
Advertisement