Advertisement
AS Penyebab Rusia Malas Bicara Perdamian dengan Ukraina
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO -- Ternyata, AS menjadi biang kerok mengapa pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina tak pernah terealisasi dengan baik.
Menurut Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Ukraina terlalu berpengaruh dalam kebijakan yang diambil oleh AS. Saat AS bilang tidak, maka Ukraina juga akan berbicara demikian, termasuk soal peluang damai.
Advertisement
BACA JUGA : Rusia Ancam Tembak Negara Barat Jika Bantu Ukraina
Peskov menganggap "mustahil" untuk bernegosiasi dengan Kiev karena apa pun yang disepakati dapat dibatalkan jika AS tidak menyetujui negosiasi tersebut.
"Jelas bahwa Washington memiliki suara yang menentukan. Tidak mungkin untuk membicarakan sesuatu, misalnya, dengan Kiev," kata Peskov.
"Kami mungkin mencapai kesepakatan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Namun jika melihat apa yang terjda bulan Maret, kesepatakan ini tidak ada artinya," ia menambahkan.
Mengacu pada alasan ini, dalam waktu dekat Rusia malas bicara empat mata dengan Ukraina soal upaya damai.
Kemungkinan, pihak Rusia baru akan mau melakukan negosiasi kembali jika AS tidak terlalu campur tangan dalam urusan dua negara yang tengah berseteru tersebut.
Peskov juga membantah klaim Presiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embalo, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memintanya untuk mengirimkan pesan kepada Zelensky tentang kesiapannya untuk pembicaraan damai.
"Tidak ada pernyataan khusus dalam kasus ini, dan tidak ada pembicaraan tentang itu," kata Peskov kepada wartawan.
Meski demikian, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan bahwa pemerintah Rusia, termasuk Vladimir Putin, masih membuka peluang damai dengan Ukraina jika mereka menghendaki.
"Kesiapan Rusia, termasuk presidennya, untuk bernegosiasi (tentang Ukraina), tetap tidak berubah. Kami akan selalu siap untuk mendengarkan proposal apa yang dimiliki mitra Barat kami untuk mengurangi ketegangan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KPK Yakin Menang Lawan Gugatan Praperadilan Hasto Kristiyanto
- Eksespi Hakim Heru Hanindyo Ditolak, Sidang Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur Dilanjutkan
- Ini Alasan KPK Belum Menahan Hasto Kristiyanto
- Vaksin dan Masker Dua Alat untuk Cegah Wabah HMPV dan Influenza
- Ini Kenaikan Biaya Haji Indonesia dari Tahun ke Tahun Sejak 2015
Advertisement
Survei Perpusnas, Kabupaten Gunungkidul Miliki Tingkat Kegemaran Membaca Tertinggi di DIY
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Kitabisa Salurkan Santunan kepada Ahli Waris di Jogja dan Bogor
- Geledah Rumah Eks Ketua PN Surabaya, Kejaksaan Agung Sita Uang Rp21 Miliar
- Biaya Haji Kemungkinan Bisa Turun Lagi
- Eksespi Hakim Heru Hanindyo Ditolak, Sidang Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur Dilanjutkan
- Dugaan Penganiayaan Darso oleh Polisi Jogja, Polda Jateng Periksa 13 Saksi
- Mayat Pensiunan Brigjen TNI Ditemukan di Laut Marunda, Mabes TNI Lakukan Penelusuran
- KPK Yakin Menang Lawan Gugatan Praperadilan Hasto Kristiyanto
Advertisement
Advertisement