Advertisement
Elon Musk Kehilangan Rp1.500 Triliun dalam Setahun tapi Masih Jadi yang Terkaya di Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Elon Musk, orang terkaya dunia asal Amerika Serikat kehilangan uang lebih dari US$100 miliar atau Rp1.557 triliun dalam waktu kurang dari setahun.
Dilansir The Forbes, Senin (24/10/2022) pada November tahun lalu, CEO Tesla tersebut menjadi orang pertama dalam sejarah yang memperoleh kekayaan US$320,3 miliar atau Rp4.900 triliun.
Advertisement
Pada pekan lalu, kekayaan Musk telah turun hampir 35 persen, dari US$320,3 miliar menjadi US$209,4 miliar atau Rp 3.260 triliun pada penutupan pasar Kamis lalu.
Forbes menilai penurunan kekayaan Musk karena penurunan tajam harga saham Tesla. Bulan ini saja, kekayaan Musk turun US$28 miliar atau Rp 436 triliun.
Pada pendapatan kuartalan Tesla mencatatkan pendapatan pembuat mobil listrik masih jauh dari beberapa ekspektasi analis. Terlebih adanya kekhawatiran tentang kemungkinan resesi mengakibatkan beberapa investor ketakutan.
"Dia menjual mobil mahal, jadi resesi tidak akan baik untuk bisnisnya," kata Matt Maley, kepala strategi pasar di Miller Tabak + Co., dalam email.
Forbes mengungkapkan Elon Musk masih menjadi orang terkaya di dunia, bahkan setelah kekayaannya mengalami peningkatan yang dramatis.
Musk lebih kaya $60 miliar dari kepala LVMH Bernard Arnault dan $71 miliar lebih kaya dari pendiri Amazon Jeff Bezos. Ketika dia melampaui Bezos tahun lalu, Musk bercanda dalam email ke Forbes bahwa dia ingin mengirim Bezos patung raksasa dengan angka 2.
Forbes juga menambahkan setahun terakhir merupakan hal yang menarik bagi Musk. Dia menjual saham Tesla senilai $31 miliar pada tahun lalu untuk membiayai upayanya mengakuisisi Twitter dan menjadikannya pribadi.
Namun, kesepakatan tersebut belum selesai. Forbes menghitung nilai uang tunai (dikurangi pajak) yang diperoleh dari penjualan tersebut terhadap kekayaan bersihnya.
Analis Wedbush, Dan Ives, mengatakan semua drama yang terkait dengan kesepakatan Twitter dinilai mematikan investor.
"Masalah bagi investor Tesla adalah bahwa lebih banyak penjualan saham kemungkinan oleh Musk untuk mendanai kesepakatan ini, yang kami yakini akan turun sebagai salah satu kesepakatan M&A terburuk dan paling banyak dibayar dalam sejarah pasar," kata analis Wedbush, Dan Ives.
Adapun, Garrett Nelson, seorang analis ekuitas di CFRA Research tetap optimis terhadap prospek Tesla. Dia mengatakan Tesla "tetap menjadi salah satu kisah pertumbuhan pendapatan terkuat pasar selama jangka menengah dan panjang" dan didorong oleh rekor penjualan kendaraan pada kuartal terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
- Sekjen PBB Sambut Positif Gencatan Senjata India-Pakistan
- Ratusan Preman Ditangkap dalam Operasi Serentak di Jawa Tengah
Advertisement