Advertisement
Tentaranya Tewas, Rusia Sampai Rekrut Narapidana untuk Lawan Ukraina?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Rusia menambah jumlah personil militernya sebagai imbas dari banyaknya tentara yang tewas akibat perang dengan Ukraina. Bahkan disebut-sebut narapidana juga akan diikutsertakan dalam perang.
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menandatangani sebuah surat keputusan terkait penambahan personil militer sebanyak 137.000 untuk angkatan bersenjata dalam beberapa bulan mendatang.
Advertisement
Saat ini Rusia memiliki lebih dari satu juta personil militer dan hampir 900.000 staf sipil seperti dikutip BBC.com, Jumat (26/8/2022).
Keputusan Putin itu datang di tengah upaya perekrutan tentara di seluruh negeri dengan menawarkan insentif uang tunai.
Baca juga: 6 Bulan Perang Rusia Vs Ukraina, Segini Jumlah Korbannya..
Upaya perekrutan tentara itu disebut harus dilakukan setelah dikabarkan 80.000 tentara tewas atau terluka sejak Rusia menginvasi Ukraina 6 bulan lalu.
Bahkan, ada laporan yang menyebut Kremlin menawarkan pembebasan kepada narapidana yang bersedia bergabung dengan militer negara.
Pasalnya, rakyat Rusia dikabarkan tak begitu antusias dengan ajakan tersebut sehingga target jumlah personel yang diinginkan tidak tercapai.
Dalam surat keputusan yang diterbitkan oleh kantor presiden Rusia ditetapkan bahwa jumlah personel Angkatan Bersenjata Federasi Rusia sebanyak 2.039.758 orang, termasuk 1.150.628 personel militer.
Saat ini batasnya ditetapkan 1.013.628 personel militer, meskipun jumlah sebenarnya sebelum dimulainya invasi diperkirakan mendekati 900.000 orang.
Keputusan tersebut meminta pemerintah untuk menyediakan dana dari anggaran federal untuk tujuan tersebut dan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2023.
Adapun, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 2 minggu lalu bahwa batalyon sukarelawan yang didirikan di beberapa wilayah Rusia kemungkinan akan membentuk korps tentara baru.
Rusia awalnya menjanjikan serangan singkat dan menentukan ketika menginvasi Ukraina pada Februari lalu, tetapi perlawanan sengit Ukraina telah menghentikan kemajuannya. Bahkan, dalam beberapa pekan terakhir, militer di garis depan nyaris tidak bergerak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Melakukan Aksi di Gedung MK
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- Kejagung Telusuri Asal Usul Jet Pribadi Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis
- Pembangunan Tol Palembang Betung Ditarget Selesai pada 2024
- Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi ke MK, Ini Imbauan Prabowo
- Palestina Kecam Veto AS Soal Keanggotaan Penuh di PBB
- Rudal Israel Dilaporkan Hantam Iran, Irak dan Suriah
Advertisement
Advertisement