Advertisement
Polisi Jepang Mengaku Lalai dalam Insiden Penembakan Shinzo Abe

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Kepala Polisi Prefektur Nara Tomoaki Onizuka mengakui pihaknya lalai sehingga mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak dan akhirnya meninggal dunia.
Shinzo Abe tewas usai ditembak menggunakan senjata rakitan oleh Tatsuya Yamaguchi pada Jumat, 8 Juli lalu.
Advertisement
"Saya yakin tidak dapat disangkal bahwa ada masalah dengan langkah-langkah penjagaan dan keamanan untuk mantan perdana menteri Abe," kata Tomoaki Onizuka, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (10/7/2022).
Sambil berlinang air mata, kepala polisi Jepang itu mengaku menyesal atas kelonggaran keamanan yang terjadi. Ia juga menjanjikan penyelidikan secara menyeluruh untuk menebusnya.
"Selama bertahun-tahun sejak saya menjadi perwira polisi pada 1995, tidak ada penyesalan yang lebih besar, tidak ada penyesalan yang lebih besar dari ini," lanjutnya.
Tomoaki mengakui keteledoran pihaknya saat melayat ke rumah kediaman jenazah, sehari setelah mendiang Abe terbunuh karena tertembak dalam kampanye yang tengah dilakukan.
Pembunuhan politisi paling terkenal di Jepang itu tak hanya mengguncang satu negara melainkan ke seluruh dunia. Ditambah karena Jepang dikenal sebagai negara yang tingkat kejahatan kekerasannya rendah dan undang-undang senjata di Jepang sangat ketat.
Hingga saat ini, polisi masih mengumpulkan hasil investigasi dari pria yang menembak Shinzo Abe dari jarak dekat itu. Diketahui pria penembak bernama Tetsuya Yamaguchi berusia 41 tahun.
Adapun motif pembuhnuhan dimotivasi karena ketidakpuasan dan keyakinan bahwa Abe terkait dengan organisasi atau sekte sesat yang menghancurkan keluarganya.
Tetsuya Yamaguchi mengaku pernah bertugas di angkatan laut Jepang. Ia menembak Shinzo Abe dengan senjata rakitan dan polisi meyakini penembakan tersebut merupakan penembakan dengan perencanaan berbulan-bulan.
Bahkan sumber dari polisi, Yamaguchi telah mengintai Abe pada pidato atau kampanye lain yang dilakukan sebelumnya. Publik mempertanyakan keamanan untuk melindungi Abe yang terlihat relatif santai dan terlalu longgar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Cek! Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement