Advertisement
Sri Mulyani Sentil Lagi Pemda yang Lelet Serap Anggaran

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa realisasi belanja pemerintah daerah lambat, karena mencatatkan penurunan hingga 9,4%. Hal tersebut menurutnya menghambat upaya pemulihan ekonomi.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa hingga Mei 2022, penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) mencapai Rp241,15 triliun. Jumlah itu ternyata turun 9,4% (year-on-year/YoY) dari catatan belanja Mei 2021 senilai Rp266,19 triliun.
Advertisement
Seluruh jenis belanja per Mei 2022 tercatat mengalami perlambatan, yakni belanja pegawai Rp120,04 triliun (turun dari Mei 2021 senilai Rp135,25 triliun), belanja barang dan jasa Rp58,96 triliun (turun dari Rp59,21 triliun), belanja modal Rp13 triliun (turun dari Rp14,02 triliun), dan belanja lainnya Rp49,14 triliun (turun dari Rp57,7 triliun).
BACA JUGA: Antisipasi Kemacetan Saat Libur Iduladha, Dishub Semarang Dirikan Posko Pantau
Bukan hanya itu, dari sisi fungsi pun seluruhnya mengalami penurunan pada Mei 2022 ini. Belanja ekonomi senilai Rp14,9 triliun tercatat turun 10,3%, belanja kesehatan Rp36,38 triliun turun 10%, dan belanja perlindungan sosial Rp2,4 triliun turun dalam hingga 28,6 %.
Sri Mulyani sangat menyayangkan turunnya kinerja belanja pemerintah daerah tersebut karena anggaran yang ada menjadi tidak tersalurkan secara maksimal kepada masyarakat. Hal itu berdampak kepada tidak maksimalnya upaya pemulihan ekonomi di tingkat daerah.
"Ini yang menjadi persoalan, bagaimana APBD belum juga mendorong untuk pemulihan ekonomi, sama seperti yang [pemerintah] pusat kami juga merasa belanja ini belum sepenuhnya terealisasi. Transfer [ke daerah] mengalami penurunan, ternyata belanjanya juga lambat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (24/6/2022).
Realisasi transfer ke daerah (TKD) per Mei 2022 tercatat senilai Rp284,25 triliun, yang juga turun 4,6 persen dari tahun lalu. Turunnya TKD berkaitan dengan turunnya kinerja belanja daerah, sehingga jika realisasi belanja tahun ini tetap melambat terdapat risiko penurunan TKD pada tahun depan.
Menurut Sri Mulyani, lambatnya belanja APBD juga tercermin dari menumpuknya dana pemda di perbankan. Pada Mei 2022, posisi dana di perbankan mencapai Rp200,7 triliun, terus mencatatkan kenaikan sejak awal tahun.
"Transfer [dari pusat mengalami penurunan], ternyata belanjanya juga lambat," ujar Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
- Kejagung Serahkan Uang Rp13,2 Triliun Hasil Sitaan Kasus CPO ke Negara
- Kapal Tanker Federal II Terbakar, 13 Orang Meninggal Dunia
- Unjuk Rasa Pemuda Maroko, Tuntut Pembebasan Demonstran Gerakan GenZ
Advertisement

Truk Mengerem Mendadak, 5 Motor Terlibat Kecelakaan Beruntun
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- OJK Ingatkan Generasi Muda Risiko Keuangan Digital
- Dirjenpas Pastikan 7 Lapas Baru Dibangun Atasi Kepadatan Napi
- LPS dan UGM Perkuat Kolaborasi untuk Pengembangan SDM dan Riset
- Polda Metro Klaim Penyidikan Delpedro Sesuai Prosedur
- Mash Moshem Dorong Mahasiswa Farmasi Kuasai Industri Kecantikan
- Kasus ISPA di Kota Jogja Meningkat Akibat Cuaca Ekstrem
- Hadirkan Sheila On 7, BTN Dukung Festival Remember November Yokjakarta
Advertisement
Advertisement