Advertisement
Elon Musk Digugat Investor Tesla Gara-Gara Budaya Kerja 'Toxic'

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Seorang investor Tesla Inc. menuduh pejabat dan direktur perusahaan telah mengizinkan budaya beracun atau toxic di lingkungan kerja terus bercokol di perusahaan. Tuduhan ini dilayangkan dalam gugatan terhadap Elon Musk di Pengadilan Distrik AS, Distrik Barat Texas, Austin.
Chief Executive Officer Elon Musk dan pejabat lain yang menjalankan perusahaan kendaraan listrik terbesar di dunia ini dituduh melanggar kewajiban fidusia mereka dengan mendorong lingkungan diskriminasi dan pelecehan. Tuduhan ini akan mengekspos Tesla ke tanggung jawab potensial bernilai jutaan dolar.
Advertisement
Menurut Bloomberg, gugatan ini diajukan Kamis (17/6/2022) oleh pemegang saham Solomon Chau.
"Lingkungan kerja beracun ini telah berlangsung secara internal selama bertahun-tahun, dan baru belakangan ini kebenaran tentang budaya Tesla muncul, yang mengarah ke tindakan hukum dari regulator pemerintah dan pihak swasta," kata Chau dalam gugatannya.
“Budaya tempat kerja Tesla yang beracun telah menyebabkan kerugian finansial dan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada reputasi perusahaan.”
Tesla sedang mengajukan gugatan oleh Departemen Ketenagakerjaan dan Perumahan California atas diskriminasi dan pelecehan rasial, setelah agensi tersebut menemukan pola penganiayaan yang meluas terhadap pekerja kulit hitam di pabrik pembuat mobil listrik di dekat San Francisco.
Perusahaan juga menghadapi keluhan dari beberapa karyawan wanita bahwa pelecehan seksual merajalela di pabrik Fremont. Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dikatakan dalam sebuah posting blog pada bulan Februari bahwa keluhan DFEH salah arah.
"Musk entah tahu, sembrono, atau sangat lalai dalam mengabaikan aktivitas ilegal dengan besaran dan durasi yang begitu besar," klaim Chau dalam pengaduannya.
Chau menyalahkan dewan perusahaan atas kekalahan proposal pemegang saham yang ditujukan untuk mengatasi masalah tempat kerja di Tesla. Aktivis pemegang saham sejauh ini belum berhasil mendorong dewan Tesla untuk mengadopsi lebih banyak transparansi tentang penggunaan arbitrase untuk menyelesaikan keluhan tentang pelecehan seksual dan diskriminasi rasial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis, Bloomberg
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
Advertisement

Tanah Tutupan di Bantul Sudah Bersertifikat, Warga Tuntut Ganti Rugi JJLS
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Gencatan Senjata India dan Pakistan Resmi Dimulai
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
- Sekjen PBB Sambut Positif Gencatan Senjata India-Pakistan
- Ratusan Preman Ditangkap dalam Operasi Serentak di Jawa Tengah
Advertisement