Advertisement

Waspada! Tak Patuh Minum Obat, Penderita Hipertensi Berisiko Komplikasi

Newswire
Jum'at, 27 Mei 2022 - 23:17 WIB
Bhekti Suryani
Waspada! Tak Patuh Minum Obat, Penderita Hipertensi Berisiko Komplikasi Ilustrasi - Wowamazing

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO - Penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tak patuh minum obat memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi kardiovaskular. Hal tersebut dikatakan oleh dokter spesialis jantung dr. Devie Caroline, Sp.JP, FIHA.

"Kepatuhan minum obat jika kurang optimal akan menyebabkan hipertensi menjadi tidak terkontrol. Akibatnya, meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung iskemik," kata Devie.

Advertisement

Minum obat memang bukan hal pertama yang harus dilakukan untuk mengontrol tekanan darah. Gaya hidup sehatlah yang menjadi kunci. Akan tetapi, jika tidak berhasil, maka langkah selanjutnya adalah minum obat.

Devie menjelaskan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia berada di angka 34,11 persen, di mana 13,3 persen di antaranya tidak minum obat sama sekali dan 32,3 persen tidak rutin minum obat.

Adapun alasan penderita hipertensi tidak minum obat, antara lain karena merasa sehat (59,8 persen), kunjungan tidak teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan (31,3 persen), minum obat tradisional (14,5 persen), menggunakan terapi lain (12,5 persen), lupa minum obat (11,5 persen), tidak mampu beli obat (8,1 persen), takut akan efek samping obat (4,5 persen), dan obat hipertensi tak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (2 persen).

Sementara itu, papar Devie, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggarisbawahi bahwa kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi kesehatan, motivasi diri, pengetahuan mengenai hipertensi, dukungan keluarga, sosial ekonomi, sistem kesehatan, dan terapi.

"Faktor yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ini adalah yang sering sulit dihadapi. Hipertensi biasanya tidak bergejala, sehingga saat gejalanya muncul itu sudah kondisinya tidak terkontrol dalam sekian waktu," kata Devie.

Agar penderita hipertensi bisa patuh minum obat, Devie mengungkapkan ada beberapa strategi yang bisa dilakukan. Misalnya, dengan menggunakan alat kesehatan elektronik yang saat ini sudah marak beredar.

Selanjutnya, regimen pengobatan yang tadinya kompleks dari segi frekuensi, jumlah obat, dan durasi pengobatan, dibuat menjadi lebih sederhana, misalnya dengan menggunakan pil kombinasi untuk mengurangi jumlah tablet atau pil yang diminum setiap hari.

Selain itu, lanjut Devie, penting juga untuk melakukan edukasi ke pasien. Misalnya, dengan melakukan kunjungan rumah setiap dua bulan untuk dilakukan edukasi dan konseling perilaku hidup sehat, konseling kepatuhan minum obat, dan penjadwalan konsultasi.

"Tujuan intervensi ini membantu pasien untuk memahami hipertensi, memahami pilihan terapi yang ada, dan memahami konsekuensi jangka panjang jika tekanan darah tidak diterapi dengan baik," ucap Devie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 00:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement