Survei Indikator: Kepuasan terhadap Jokowi Turun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei bertajuk 'Evaluasi terhadap kondisi unum keadaan ekonomi nasioanal' secara daring pada Selasa, 17 Mei 2022 yang menyebut kepuasan terhadap Jokowi turun.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi melalui survei tersebut mencatatkan 36,9 persen masyarakat melihat ekonomi nasional pada umumnya dalam keadaan buruk, sedangkan 30,3 persen menilai ekonomi nasional masih dalam keadaan yang baik.
Advertisement
Adapun, 31,4 persen mengatakan keadaan sedang (tidak baik dan tidak buruk).
Masyarakat pun melihat bahwa 29,1 persen keadaan penegakan hukum di Indonesia secara umum dalam keadaan baik, sementara 34,6 persen menyatakan sedang, dan yang melihat dalam keadaan buruk sebanyak 27,8 persen.
“Keadaan ini juga menimbulkan mayoritas, 58,1 persen, merasa cukup/sangat puas dengan kerja Presiden Joko Widodo, disusul 29,1 persen menyebut tidak puas, dan 6,1 persen menyatakan tidak puas sama sekali,” tuturnya, dikutip melalui akun Twitter @indikatorcoid, Selasa (17/5/2022).
Lebih lanjut, kepuasan terhadap kinerja presiden mengalami penurunan dibanding April yang mencatatkan kepuasan mencapai 64,1 persen.
“Hal ini disebabkan, approval Presiden mengalami tekanan ketika inflasi tinggi. Sebaliknya ketika inflasi menurun, kepuasan terhadap Presiden meningkat,” katanya.
Burhanuddin melanjutkan, kinerja presiden umumnya masih dinilai positif di berbagai kelompok, seperti DKI Jakarta yang mencatatkan 70,9 persen, Kalimantan 70,7 persen, Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta dengan capaian 67,9 persen, serta Maluku dan Papua yang mencapai 62 persen.
“Kecuali etnis Batak dan Minang, Bugis dan Sunda, di Banten, Jawa Barat, dan Sulawesi justru belum menilai positif kinerja presiden yaitu basis Prabowo – Sandi, basis Gerindra Pileg 2019 dengan skor 49,7 persen,” tuturnya.
Alasan utama masyarakat puas dengan kinerja presiden adalah 27,7 persen didorong oleh pembangunan infrastruktur, memberi bantuan kepada rakyat kecil sebanyak 12,7 persen, penanggulangan Covid-19 dengan skor 7,9 persen, dan kemampuan pengendalian harga kebutuhan pokok dan penanganan mudik lebaran yaitu 5,4 persen.
Sementara itu, alasan utama masyarakat tidak puas dengan kinerja presiden karena harga-harga kebutuhan pokok meningkat hingga 28,9 persen, bantuan yang dinilai tidak merata dengan skor 10,7 persen, lapangan kerja yang belum merata yaitu 8,4 persen, dan gagal menangani mafia minyak goreng yaitu 7,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rem Blong, Truk Tronton Sejumlah Kendaraan di Slipi, Satu Orang Meninggal Dunia
- Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Personel Shaggydog Suarakan Penolakan Perdagangan Daging Anjing di Jogja
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
- Kementerian Komdigi Kembali Takedown 21.456 Konten Judi Online
- Pemenuhan Hak Anak Dinilai Belum Jadi Perioritas di Pilkada
- Polisi Kembali Panggil Eks Ketua KPK Firli Bahuri untuk Diperiksa di bareskrim Polri
- Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Serahkan Bantuan untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Aset Kasus Judi Online Komdigi Senilai Rp167 Miliar Disita Polisi, Ini Rinciannya
- Viral, Siswa SMKN di Semarang Meninggal Dunia Diduga Ditembak Polisi
Advertisement
Advertisement