Advertisement
Ukraina Butuh Rp101 Triliun per Bulan untuk Pemulihan akibat Perang
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ukraina meminta kepastian dari negara yang menjanjikan bantuan pada pertemuan musim semi International Monetary Fund (IMF) dan World Bank untuk memulihkan negara yang diamuk perang. Ukraina sekitar US$5 miliar - US$7 miliar atau sekitar Rp72 triliun hingga Rp101 triliun per bulan.
Wakil Gubernur Bank Sentral Ukraina Sergiy Nikolaychuk mengatakan kendati kebutuhannya besar, jumlah yang dijanjikan negara maju masih belum jelas. Selain itu, merealisasikan janji tersebut memang membutuhkan upaya yang besar.
Advertisement
Bantuan tersebut bisa dalam banyak bentuk berupa uang tunai untuk pengeluaran pemerintah, bantuan militer, bantuan kemanusiaan, atau dana untuk para pengungsi.
"Ada banyak janji, ada banyak jaminan. Namun, untuk mewujudkannya menjadi dukungan keuangan yang nyata, tentu ada banyak PR yang harus dilakukan oleh mitra kami," ujar Nikolaychuk di Washington seperti dikutip Bloomberg pada Minggu (24/2/2022).
Sebelumnya, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan Ukraina membutuhkan US$600 miliar untuk membangun kembali dan bertransformasi ke masa depan.
Dalam sesi World Bank pada Kamis, dia menyerukan anggota negara IMF mendonasikan sekitar 10 persen cadangan mereka atau disebut special drawing rights (SDR) yang didapat dari lembaga internasional itu.
Namun, sejumlah bank sentral memang tidak memiliki ketentuan untuk meminjamkan SDR.
Dia juga menambahkan, aset Rusia di AS, Kanada, dan Uni Eropa seharusnya bisa digunakan untuk membangun kembali properti yang dihancurkan oleh Rusia.
Sementara itu, Presiden World Bank David Malpass mengatakan bahwa prioritas pembiayaan kepada Ukraina harus bisa memenuhi kebutuhan sehingga meminimalisir beban utang.
Belum lama ini, Bank Dunia telah meneken pinjaman darurat senilai US$1,4 miliar kepada Ukraina.
“Jelas bahwa perang menghambat pada keberlanjutan utang kami. Semakin lama perang berlangsung, semakin sulit bagi kami untuk dapat membayar utang kami," kata Nikolaychuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
LKPJ Gubernur DIY 2023, DPRD Beri Catatan soal Penurunan Kemiskinan Belum Capai Target
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Tok, Paripurna DPR Akhirnya Setujui RUU Desa Jadi Undang-Undang
- Aksi Teror Marak di Dunia, Polri Antisipasi Serangan Terorisme Saat Lebaran 2024
- Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak
- Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik
- Masjid Agung Kota Bogor Diresmikan, Begini Kemegahannya
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
Advertisement
Advertisement