Advertisement
Hari Pertama Puasa Tak Sama, Begini Kata MUI

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta umat Islam untuk menjadikan perbedaan penetapan awal puasa Ramadhan sebagai rahmat dan tidak mengurangi sedikitpun arti kebersamaan.
"Sebagian saudara kita sudah ada yang mulai berpuasa. [Perbedaan] tidak mengurangi arti kebersamaan kita. Kita boleh berbeda tetapi kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita," ujar Ketua MUI, Abdulah Jaidi dalam konferensi pers penetapan 1 Ramadhan yang diikuti dari Jakarta, Jumat (1/4).
Advertisement
BACA JUGA: Hasil Pemantauan Pos Observasi Bulan Syekh Belabelu, Kemenag: Hilal Tak Tampak
Dia juga mengajak untuk menjadikan momentum Ramadan sebagai momentum kebersamaan untuk menghindari segala perselisihan dan perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Karena, kata dia, perbedaan yang ada adalah membawa rahmat selama mengacu pada bagaimana menyatukan hati dan bersama-sama dalam membangun bangsa dan negara. "Terutama pada saat kita melaksanakan ibadah yang maha suci, ibadah Ramadan yang penuh rahmat ini," kata dia.
Abdulah juga mengajak seluruh umat muslim agar mengisi Ramadan dengan berbagai amal kebaikan demi meningkatkan kesalehan diri dan kesalehan sosial. "Sehingga Ramadan tahun ini akan mempunyai makna yang khusus dalam hidup dan kehidupan kita," kata dia.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Sabtu (2/4/2022) berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal. Adapun Kementerian Agama menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1443 Hijriah/2022 Masehi jatuh pada Minggu (3/4/2022), seusai diputuskan melalui sidang isbat pada Jumat (1/4/2022).
BACA JUGA: Penjelasan Pakar Astronomi Soal Alasan Awal Ramadan Minggu 3 April 2022
Keputusan ini serupa dengan yang diterbitkan PBNU yang memutuskan 1 Ramadan pada Minggu (3/4/2022). "Secara mufakat bahwa 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada hari Ahad [Minggu] 3 April 2022," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Yaqut menyatakan bahwa dari 101 titik pemantauan hilal yang tersebar di Indonesia melaporkan bahwa mereka nihil melihat hilal. Berdasarkan hasil pemantauan hilal dari 101 titik di 34 provinsi tidak melihat hilal sesuai prasyarat yang ditetapkan MABIMS yakni ketinggian hilal 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.
"Ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada posisi 1 derajat 6,78 menit sampai 2 derajat 10,02 menit. Ini adalah posisi hilal yang berdasarkan hisab," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement

Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini, Keberangkatan dari Stasiun Palur
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Advertisement
Advertisement