Advertisement
Usulkan Pemilu Ditunda: Airlangga, Cak Imin dan Zulhas Dituding Main Dua Kaki

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Managing Director Paramadina Public Policy Institute Ahmad Khoirul Umam mengatakan aktor-aktor pengusung penundaan Pemilu 2024 melakukan segala cara dalam merealisasikan tujuannya.
Namun, pada saat bersamaan mereka tidak begitu yakin dengan operasi itu. Khoirul, dampaknya mereka pun bermain di dua kaki.
Advertisement
Hal tersebut bisa dilihat dari para pengusung penundaan pemilu seperti Ketua Umum PKB Muhamin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
“Cak Imin adalah salah satu orang yang paling sibuk mendeklarasikan diri sebagai capres 2024. Ini artinya apa, bermain di dua kaki. Di satu sisi mencoba mengikuti ekspektasi dari aktor-aktor yang mengorkestrasi operasi politik ini. Di saat bersamaan dia coba menjaga basis kekuatan mereka. Supaya saat ini gagal 2024 mereka tidak mengalami ketinggalan dalam operasi politik dan kekuatan mereka,” ujar Umam dalam webinar bertemakan “Membaca Arah Politik Dibalik Polemik Penundaan Pemilu”, dikutip Senin (28/3/2022).
Tidak hanya Muhaimin, politisi yang mengusung penundaan pemilu seperti Airlangga Hartanto pun sibuk mendeklarasikan dirinya sebagai Capres 2024. “Airlangga Hartanto sebagai capres itu sangat massif. Di daerah-daerah oleh kepala daerah yang juga anggota Golkar dan lain sebagainya. Padahal dia actor yang mempromosikan penundaan pemilu,” jelasnya.
Menurut Humam di PAN pun sama. Meski pendekatannya berbeda karena Zulkifli Hasan relatif rendah elektabilitasnya. “Naum, mereka mencoba melakukan pendekatan-pendekatan capres yang potensial. Ada acara Zulhas Awards yang mengundang kepala daerah yang dinilai memiliki basis kekuatan elektabilitas yang cukup memadai untuk dijagokan di 2024, misalnya,” terang Umam.
Selain itu, Humam menilai argumentasi wacana penundaan pemilu sangat mudah dipatahkan. Misalnya soal jaminan akan membangkitkan ekonomi nasional. “Secara teoritik itu diungkapkan oleh Daron Acemoglu dan James A. Robinson menyatakan bahwa proses demokratisasi itu meningkatkan GDP, bukan menurunkan GDP. Demokrasi juga meningkatkan GDP rasio dan konteks indeks pembangunan manusia,” ujarnya.
BACA JUGA: Hujan dan Angin Kencang, Pohon Hingga Tembok Roboh di Sleman
“Proses demokrasi justru melahirkan multiflyer effect di daerah. Karena ada logistik besar yang dimanfaatkan, yang didistribusikan dalam konteks belanja logistik. Dalam konteks sosialisasi pemilu, menemui basis pemilih loyal,” ujarnya.
Namun, Umam mengingatkan jika masyarakat sipil dan seluruh elemen tidak waspada, maka bukan mustahil pengubahan konstitusi untuk mengakomodasi perpanjangan kekuasaan dapat terealisasi sebagaimana yang telah terjadi di sejumlah negara yang memiliki basis demokrasi lemah seperti Argentina, Brasil, Kolombia, Pakistan, atau Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Daftar Sekolah Terdampak Tol Jogja-Sol dan Jogja-Bawen, Hanya 1 Direlokasi
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
- Bali Kembali Banjir, Kini Sampai ke Canggu
Advertisement
Advertisement