Advertisement
Mengapa Omicron Lebih Cepat Menyebar?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Saat ini, kasus Covid-19 di Tanah Air didominasi oleh varian Omicron. Varian yang satu ini disebut-sebut memiliki kemampuan penyebaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varian-varian terdahulu, termasuk Delta.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat Omicron mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian Covid-19 lainnya?
Advertisement
Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto menyebut, sebelum varian Omicron, virus SARS CoV-2 menginfeksi sel melalui urutan tiga urutan. Urutan tersebut meliputi ikatan dengan ACE-2 receptor, berikatan dengan TMPRSS2 baru, dan kemudian masuk ke dalam sel.
"Saat protein S siap berikatan dengan reseptor ACE-2 itulah bentuknya menjadi terbuka, sehingga dikenali oleh sistem imun kita. Tapi begitu berikatan, posisinya sudah terkunci, tidak bisa dicegah lagi oleh sistem imun," katanya dalam sebuah forum diskusi virtual pada Selasa (1/3/2022).
BACA JUGA: Curang! Konsumen Minyak Goreng di Jogja Dipaksa Beli Sabun hingga Lampu Bolam
Setelah masuk ke dalam sel, bereplikasi dan hendak menyebar ke sel lain. Saat itu kembali ada kesempatan sistem imun mengenali protein S lagi. Begitu berulang. Sehingga terjadi kompetisi antara usaha sistem imun kita dengan kecepatan pertumbuhan dan penyebaran virus.
Tonang mengungkapkan pada Omicron ada empat perubahan. Pertama, ujung S nya mengalami banyak perubahan, sehingga ibaratnya mengenakan topeng, menutupi wajah aslinya.
"Pada virus covid varian sebelumnya, protein spike itu akan terbuka saat mendekati reseptor ACE-2. Dengan harapan bisa berikatan dan mengunci. Dari varian awal sampai ke varian delta, teknik membuka dan mengunci reseptor ACE-2 ini berlangsung semakin cepat. Sehingga semakin mampu menghindari hambatan oleh sistem imun kita," tuturnya.
Pada Omicron, perubahan kedua adalah protein S lebih stabil, artinya tidak mudah terbuka, baru terbuka sesaat sebelum berikatan dengan reseptor ACE-2. Dengan demikian, menambah sulit dikenali oleh sistem imun kita.
Pada varian sebelumnya, setelah berhasil berikatan dengan ACE-2, disusul ikatan dengan TMPRSS2. Setelah itu menjadi sarana untuk bisa masuk ke dalam sel. "TMPRSS2 ini lebih banyak terdapat di paru-paru, lebih sedikit di saluran nafas. Maka pada varian-varian sebelumnya, cenderung virusnya menyebar ke paru-paru," ujar Tonang.
Pada Omicron, ciri ketiganya adalah setelah berikatan, ternyata tidak membutuhkan TMPRSS2, tapi langsung melakukan endositosis (menembus masuk ke dalam sel). Maka pertumbuhan Omicron di saluran nafas 70x lebih cepat daripada Delta. Tapi di paru-paru, pertumbuhannya 10x lebih lambat daripada Delta.
Tapi ada yang menarik, bahwa ada ciri keempat Omicron itu ternyata lebih berespon terhadap interferon (bagian dari sistem imun bawaan). "Keempat ciri inilah yang membuat Omicron mudah menular, cepat menyebar, tumbuh cepat virusnya tapi cenderung ringan gejalanya," tegasnya.
Tonang menambahkan secara umum, angka pertambahan kasus Omicron saat ini secara global pada posisi mulai menurun dari gelombangnya. Di Indonesia sendiri, bagi Jakarta sudah 2 pekan turun berturut-turut atau angka rata-rata mingguan. "Untuk nasional, memang baru mulai menunjukkan penurunan, walau belum stabil penurunannya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- AHY Sebut Prabowo Minta Demokrat Siapkan Kader Terbaik untuk Duduk di Kabinet
- BMKG Prediksi Cuaca Kota Besar di Indonesia Cenderung Kondusif
- Jembatan di Baltimore AS Ambruk Ditabrak Kapal, Enam Orang Hilang, Kemenlu RI Pastikan Tidak Ada Korban WNI
- Berikan Diskon Tambah Daya di Bulan Ramadan, PLN Dorong Petumbuhan Ekonomi
- Penjelasan Pakar Terkait Keamanan Beragam Jenis Air Minum dalam Kemasan
- Barang Impor Ilegal Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan, dari Elektronik hingga Sambal
- 6 Jenazah WNI Korban Kapal Korsel Karam di Jepang Segera Dipulangkan
Advertisement
Advertisement