Advertisement
Ratusan Orang di Israel Tolak Pil Covid-19 Paxlovid, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Sekitar 400 orang di Israel menolak untuk menggunakan Pil Covid-19 Paxlovid produksi Pfizer, meskipun telah memenuhi syarat, menurut sebuah laporan pada Selasa (11/1/2022).
Sekitar 1.000 orang di negara tersebut sudah mulai meminum pil itu, sejak pertama kali didistribusikan pada Minggu (9/1/2022). Karena persediaan awal yang masih terbatas, saat ini hanya pasien yang dianggap berisiko tinggi yang bisa mendapatkan Paxlovid.
Advertisement
Doron Netzer dari Clalit Health Services mengatakan bahwa di Health Maintenance Organization, sekitar setengah dari mereka menolak pil tersebut.
“Saat kita melihat kedalam, ternyata kebanyakan orang yakin bahwa penyakit mereka ringan, dan meskipun mereka berada pada tingkat risiko tinggi, mereka menolak untuk mendapatkan pengobatan,” kata Netzer, melansir Times of Israel, Rabu (12/1/2021).
Sama halnya dengan vaksin, sebagian dari sikap warga Israel tersebut mungkin dikarenakan status obat Covid-19 tersebut yang masih baru dan di mata sebagian orang, itu tidak cukup teruji meskipun laporan tersebut tidak mengatakan apakah ada hubungan antara status vaksinasi individu dan sikap mereka terhadap pil.
Paxlovid merupakan pil virus corona pertama yang diproduksi oleh Pfizer. Obat tersebut dirancang untuk perawatan di rumah bagi pasien berusia 12 tahun ke atas yang berisiko tinggi dan terinfeksi Covid.
BACA JUGA: Syukurlah! Kasus Akif Covid-19 di Bantul Tinggal Satu
Dalam uji coba yang dilakukan terhadap 2.250 pasien, Pfizer mengatakan kepada FDA bahwa pil tersebut mampu memangkas rawat inap dan kematian sebesar 89 persen saat diberikan kepada orang-orang dengan penyakit Covid-19 ringan hingga sedang dalam waktu tiga hari setelah gejala.
Disebutkan bahwa kurang dari 1 persen pasien yang memakai obat Covid-19 Paxlovid dirawat di rumah sakit dan tidak ada pasien yang meninggal pada akhir masa studi 30 hari, dibandingkan dengan 6,5 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dalam kelompok yang mendapatkan pil placebo, yang mencakup sembilan kematian.
Akan tetapi, Paxlovid hanya terbukti efektif jika diberikan dalam waktu lima hari setelah muncul gejala.
Adapun perawatan yang dilakukan terdiri dari tiga pil, yang diminum dua kali sehari selama lima hari. Dua dari pil tersebut adalah Paxlovid dan yang ketiga adalah antivirus berbeda yang membantu meningkatkan kadar obat utama di dalam tubuh.
Israel menjadi negara pertama yang menerima obat baru tersebut. Langkah yang tampak 'terburu-buru' ini datang ketika varian Omicron yang sangat menular itu dengan cepat menjadi gelombang kelima virus corona di negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

Wakil Bupati Bantul Apresiasi Turnamen Liga Nyeker Mandingan, Isi Liburan Sekolah
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement