Advertisement
Curhat Sumanto setelah Ditinggal Seluruh Tetangga karena Proyek Tol Jogja-Solo
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN--Proyek tol Jogja-Solo tak sampai menyentuh rumah warga bernama Sumanto di Dukuh Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.
Rumah Sumanto menjadi satu-satunya yang tidak terdampak proyek Tol Solo Jogja di RT 014 Dukuh Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Kini, dia tinggal sendirian di rumahnya yang berada tidak jauh dari proyek jalur bebas hambatan itu.
Advertisement
Sementara itu mayoritas warga yang sebelumnya tinggal di kampung itu pindah rumah ke luar desa. Seluruh rumah warga di sana yang terdampak tol kini sudah rata dengan tanah. Warga yang sebelumnya tinggal satu kampung kini sudah berpencar dan memulai kehidupan di rumah baru.
“Sami bubar dewe-dewe. Enten sing teng Segaran, Delanggu, hingga Juwiring [sudah berpisah-pisah. Ada yang di Segaran, Delanggu, hingga Juwiring],” kata Manto, Senin (10/1/2021).
BACA JUGA: Skuter Listrik Melintas di Jalan Raya, Akan Diamankan Pemkot Jogja
Kini hanya tinggal Sumanto seorang diri di RT tersebut. Rumah Sumanto tidak terdampak proyek tol Jogja-Solo. Tetapi sawah yang berada di belakang rumahnya terdampak proyek. Sejak lahannya terdampak Tol Solo Jogja, Manto telah menerima uang ganti rugi. Uang tersebut digunakan untuk membeli sawah pengganti di depan rumahnya.
Manto belum mengetahui secara administrasi bakal masuk menjadi bagian warga di wilayah RT mana. Hingga kini belum ada pendataan ulang.
Meski demikian, Sumanto bersyukur rumahnya tidak ikut terdampak tol meski dari satu wilayah RT hanya tersisa miliknya seorang diri. Dia mengaku tidak perlu beradaptasi di tempat baru termasuk menjalankan usaha berjualan soto di depan rumah. “Karena sudah cocok untuk usaha di sini,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, satu RT di wilayah Dukuh Ngentak, RT 014, Desa Kranggan, dihuni sekitar 27 keluarga. Kini permukiman itu rata dengan tanah. Tersisa satu bangunan masjid serta kompleks makam terdiri atas 100-an nisan yang masih berada pada bekas kampung tersebut. Nantinya bangunan itu juga akan dibongkar karena terdampak proyek tol Jogja-Solo.
Warga kampung itu sudah mulai pindah dan membongkar rumah mereka pada Juli 2021 setelah menerima uang ganti rugi tol. Sekitar November 2021, perkampungan itu sudah rata dengan tanah.
Mayoritas warga pindah ke luar kampung. Ada yang pindah di desa tetangga seperti di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu. Ada pula yang pindah ke wilayah Kecamatan Juwiring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Pertobatan Ekologis dan Persoalan Sampah Jadi Topik Peragaan Jalan Salib di Gereja Ini
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik
- Masjid Agung Kota Bogor Diresmikan, Begini Kemegahannya
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
- Pemulangan Enam Jenazah ABK WNI dari Jepang Dilakukan Bertahap
- Tiga Hari Hilang, 6 Orang Korban Ambruknya Jembatan Baltimore Belum Ditemukan
- Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
Advertisement
Advertisement