Advertisement
IDI Ingatkan Risiko Omicron pada Penderita Autoimun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kendati diduga memiliki tingkat gejala yang lebih ringan, virus Covid-19 varian Omicron tidak dapat diremehkan. Pernyataan ini turut diamini Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih.
Daeng menyebut bahwa Omicron akan membawa risiko berat bagi masyarakat dari kalangan penderita penyakit penyerta atau komorbid. Khususnya masyarakat dengan penyakit eksisting yang berkaitan dengan imun tubuh atau autoimun.
Advertisement
Terhitung hingga hari ini, WHO telah memasukkan lebih dari 80 penyakit ke dalam kategori penyakit autoimun. Beberapa di antaranya seperti lupus, psoriasis, hingga serangan virus HIV.
"Sudah dikonfrimasi ahli, gejala Omicron tidak lebih berat. Namun, bagi pasien dengan penyakit tertentu yang mempengaruhi daya tahan seperti HIV dan penyakit autoimun lain, dapat berakibat [penyakitnya] jadi lebih parah," kata Daeng dalam diskusi daring yang dihelat Trijaya FM, Sabtu (18/12/2021).
Daeng juga menilai baik masyarakat maupun pemerintah perlu sama-sama menyadari bahaya Omicron terkait tingkat penularan yang lebih cepat.
Mencapai 5 kali lebih cepat dibandingkan rata-rata varian lain, ketidaksiapan terhadap varian tersebut bisa menimbulkan efek domino. Dari mulai banjir pasien karantina, tekanan terhadap stok obat-obatan, hingga kelangkaan alat kesehatan.
"Maka dari itu obat-obat juga pelayanan harus tetap ditingkatkan. Terutama untuk isolasi, karena diprediksi nantinya akan lebih banyak gejala ringan."
Adapun untuk saat ini, Daeng menilai kebijakan pemerintah sudah mengarah pada antisipasi yang semakin matang.
Regulasi berlapis, dari mulai pengetatan prosedur karantina perjalanan luar negeri, kebijakan perjalanan domestik maupun PPKM level sama-sama penting. Juga percepatan vaksinasi.
Kini, yang menurutnya tidak kalah penting adalah partisipasi masyarakat dalam memperbaiki tingkat kepatuhan. Baik kepatuhan terhadap protokol kesehatan maupun aturan yang berlaku.
Dorongan tersebut juga dipertegas oleh Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 BNPB Sonny B Harmadi.
"Apa peran masyarakat? Jangan ke luar negeri dulu, dan kalau tidak perlu perjalanan antar-daerah ditunda dulu. Protokol kesehatan juga harus terus ditaati," tandas Sonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Netralitas ASN dalam Pilkada Sleman 2024 Bakal Diawasi Ketat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Wapres Ma'ruf Amin Segera Temui Gibran, Ini yang Akan Dibahas
- Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Penetapan Pemenang Pilpres 2024, Prabowo: Tinggalkan Sakit Hati
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Airlangga Hartato Sebut Jokowi Milik Bangsa dan Semua Partai
Advertisement
Advertisement