Advertisement
Covid-19 Omicron Masuk Indonesia, Begini Cara Mendeteksinya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Varian omicron dinyatakan sudah masuk dan menginfeksi pasien di Indonesia. Hal itu membuat banyak orang khawatir. Banyak juga yang masih belum paham soal bagaimana cara mendeteksi virus varian terbaru tersebut.
Ahli Patologi Klinis Tonang Dwi Ardyanto mengatakan tes PCR bisa mendeteksi kalau seseorang terkonfirmasi covid. Termasuk bila benar itu terjadi karena Omicron. Tapi PCR tidak bisa mengatakan itu varian yang mana.
Karena itu, setelah terbukti positif covid, dilanjutkan tes namanya Whole Genome Sequencing (WGS). Tes ini merekam urutan gen virus yang ditemukan. Dari sana baru tahu apa varian virus covidnya.
Advertisement
Sementara itu, katanya untuk SGTF (S Gen Target Failure) merupakan skrinning. Jadi kalau ketemu target gen lain (misalnya N, E, RdRp, Orf, Helicase) tapi kok tidak ketemu S, maka curiga ada varian.
"Itupun bisa saja varian lain. Untuk memastikan tetap dengan WGS tadi. Hanya SGTF itu cepat hasilnya, bisa 24 jam ketahuan, atau bahkan kurang. Kalau WGS itu bisa 5-7 hari baru dapat dipastikan. Maka skrinning dulu agar bisa tindak lanjut sambil menunggu WGS," paparnya dikutip dari akun facebooknya.
Baca juga: Di Hadapan Hakim, Nia Ramadhani Nangis Ingat Omongan Anak
Dia juga mengatakan tidak semua reagen PCR bisa SGTF. Hanya reagen yang kebetulan pas titik tangkapnya di tempat yang terjadi mutasi. Dalam hal Omicron, ada beberapa reagen yang sudah dibuktikan mampu SGTF untuk Omicron. Maka Kemenkes memberikan reagen tersebut ke lab-lab tertentu untuk menyaring. Jadi tidak semua lab PCR bisa melakukan SFTF itu.
Adapun, lanjutnya, kriteria reagen itu bisa SGTF karena sudah dikalibrasi lembaga berwenang. Setelah diterima lab, masih dilakukan optimasi lagi. Agar yakin bahwa reagen bekerja benar-benar sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Maka biaya lab itu termasuk harus mengoptimasi tersebut. Tidak semua reagen benar-benar untuk pemeriksaan pasien.
"Ibaratnya terima bahan dan resep membuat roti, maka belum tentu kompor, blender, oven kita benar-benar memberi hasil yang sama walau sudah sesuai petunjuk resep dan cara masaknya. Harus dicoba dulu, dicari yang optimal dulu, agar benar-benar hasilnya sesuai harapan," tambahnya.
5 Reagen itu juga belum tentu omicron. Tapi istilahnya masih probable istilahnya. WGS yang akan memastikannya.
Jika di laboratorium tersebut tidak ada SGTF maka ada beberapa indikasi yang bisa menjadi alasan perlu dilakukan WGS walau tidak melewati proses SGTF.
Misalnya ketemu kasus dengan jumlah virus tinggi. Atau dengan riwayat perjalanan dari daerah atau negara dengan laporan kasus Omicron. Atau kondisinya dengan imunitas tertekan, seperti penderita HIV atau TBC Kronis.
"Yang pentung saat ini harus sadar diri, sadar situasi. Baru menyebar Omicron, varian baru, harus lebih ketat dan disiplin protkesnya. Sebisa mungkin jangan bepergian, kecuali terpaksa karena tugas misalnya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement