Advertisement
Ini Penyebab Masyarakat Tak Mau Divaksin Menurut Hasil Survei

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Survei yang dilakukan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengungkapkan sebagian besar masyarakat di daerah yang tidak mau mengikuti vaksinasi lantaran takut mengalami efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Satu hal menarik yang kita lakukan survei, kenapa Anda belum divaksin, karena takut efek samping. Ini menjadi salah satu faktor terbesar yang mencegah masyarakat dari divaksinasi karena itu," kata Founder dan Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Harry Sufehmi dalam diskusi daring mengenai vaksinasi yang dipantau di Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Advertisement
Selain itu, survei tersebut juga menunjukkan alasan orang belum divaksinasi karena kesulitan mencari lokasi vaksinasi, khususnya bagi masyarakat yang berada di daerah.
Harry mengatakan bahwa pihaknya berusaha melakukan penjelasan mengenai berbagai hal seputar KIPI kepada masyarakat agar mau divaksinasi. "Bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan, tinggal mengikuti instruksi petugas, misalnya sudah sarapan atau belum, sudah istirahat cukup atau belum, apakah sedang haid atau tidak sehingga resiko KIPI bisa diminimalisir," katanya.
BACA JUGA: Tersangka Pembunuhan Perempuan di Jakal Ternyata Anak-Anak, Korban Diperkosa Sebelum Tewas
Harry menerangkan bahwa kelompok antivaksin yang ada di Indonesia sekitar 4,2 juta orang. Menurut Harry, jumlah tersebut termasuk sedikit jika dibandingkan dengan silent majority atau orang-orang yang tidak merespon baik pro atau kontra terhadap propaganda antivaksin yaitu 74 juta orang.
Namun Harry mengatakan sebetulnya kelompok silent majority ini bisa berbuat lebih untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dengan turut berperan dalam melawan kabar hoaks terkait vaksinasi.
Menurut Mafindo, saat ini masyarakat Indonesia masih mengandalkan televisi sebagai media yang paling dipercaya dalam mendapatkan suatu kabar atau informasi. Dia menyebut tidak semua masyarakat Indonesia mengakses media sosial dan termakan hoaks tentang vaksin.
Kendati demikian, Harry mengatakan masyarakat Indonesia sudah mulai bangkit dan melawan hoaks dan propaganda terkait COVID-19 dan vaksinasi pada akhir tahun 2020. Faktor inilah yang disebutnya turut berpengaruh pada partisipasi masyarakat dalam melakukan vaksinasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement

Jadwal KRl Jogja Solo Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement