Advertisement
Kelelahan! Ini Gejala Covid Omicron Menurut Penemu

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Dokter Afrika Selatan Angelique Coetzee, adalah dokter pertama yang memberi tahu pihak berwenang mengenai pasien dengan varian Omicron mengatakan bahwa gejala varian baru tidak biasa tetapi ringan.
Dilansir dari The Telegraph, dia mengetahui adanya kemungkinan varian baru saat pasien di tempat praktik miliknya datang awal bulan ini dari ibu kota Pretoria dengan gejala Covid-19 yang tidak masuk akal.
Advertisement
Mereka termasuk orang-orang muda dari berbagai latar belakang dan etnis dengan gejala kelelahan yang hebat dan seorang anak berusia enam tahun dengan denyut nadi yang sangat tinggi. Tetapi, diantara mereka tidak ada yang mengalami kehilangan rasa atau penciuman.
“Gejala mereka sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah saya tangani sebelumnya,” kata Coetzee, dokter umum yang telah memimpin Asosiasi Medis Afrika Selatan selama 33 tahun, di samping menjalankan praktiknya.
BACA JUGA: 26 Siswa di Kota Jogja Positif Covid-19, Wawali: Tidak Ada Klaster
Seperti dilansir dari The Telegraph, Senin (29/11/2021), pada 18 November, ketika empat anggota keluarga itu dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala kelelahan berat, dia segera memberitahu komite penasihat negara tersebut.
Dia mengatakan, total sekitar dua lusin pasiennya dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala varian baru. Kebanyakan dari mereka adalah pria sehat yang muncul dengan “perasaan sangat lelah”. Selain itu, setengah dari mereka tidak divaksinasi.
“Kami memiliki satu kasus yang sangat menarik, seorang anak, sekitar enam tahun, dengan suhu dan denyut nadi yang sangat tinggi, dan saya bertanya-tanya apakah saya harus menerimanya. Tetapi ketika saya menindaklanjuti dua hari kemudian, dia jauh lebih baik,” ungkapnya.
Dr Coetzee, yang memberi pengarahan kepada asosiasi medis Afrika lainnya pada hari Sabtu (27/11) menuturkan bahwa semua pasiennya sehat dan dia khawatir varian baru masih bisa menyerang orang tua, terutama mereka dengan penyakit komorbid seperti diabetes atau penyakit jantung.
“Yang harus kita khawatirkan sekarang adalah ketika orang yang lebih tua dan tidak divaksinasi terinfeksi dengan varian baru, dan jika mereka tidak divaksinasi, kita akan melihat banyak orang dengan bentuk penyakit yang parah,” katanya.
Varian B.1.1.529, sekarang disebut omicron, pertama kali diidentifikasi di Botswana pada 11 November. Varian ini sekarang telah terdeteksi di Afrika Selatan, Inggris, Israel, Belanda, Hong Kong dan Belgia. Ini adalah bentuk paling bermutasi dari Covid-19 yang ditemukan sejauh ini, dengan 32 mutasi pada protein lonjakan. Para ilmuwan khawatir bahwa mutasi memungkinkannya menghindari vaksin yang ada dan menyebar dengan cepat.
Sementara itu, ilmuwan Afrika Selatan mengatakan bahwa Omicron berada di balik ledakan kasus di provinsi Gauteng negara itu, yang merupakan rumah bagi kota komersial negara itu, Johannesburg dan Pretoria. Kasus telah meningkat tajam, dari sekitar 550 per hari minggu lalu, menjadi hamper 4.000 per hari saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Respons Wamen Nezar Patria Terkait Usulan Satu Orang Satu Akun
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Dilantik Jadi Menko Polkam, Ini Pesan Prabowo untuk Djamari Chaniago
- Tim Komite Reformasi Polri Mulai Bekerja Pekan Depan
- Ketum Garda Indonesia Sebut Prabowo Siapkan Perpres Perlindungan Ojol
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- KPK Segera Umumkan Tersangka Dugaan Kasus Korupsi Kouta Haji
- Tugas ke Luar Kota, Wapres Gibran Tak Hadiri Acara Pelantikan Menteri Baru
- Pengamat Kritisi Kasus Pagar Laut Bekasi yang Hanya Berhenti di Tersangka
Advertisement
Advertisement