Advertisement
MUBENG TIDAR: Inovasi Jadi Kunci Tingkatkan Pemasaran Batik Khas Kota Magelang

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG- Jiwa seni yang ada pada diri Prih Hartadi, membuatnya tidak pernah puas dengan karya yang dihasilkannya. Inovasi terus dilakukan pemilik Batik Samiyo ini dalam memproduksi batik khas Kota Magelang, dengan tujuan mempertahankan usahanya. Hasilnya tak hanya usaha yang berkembang, ia pun meraih banyak penghargaan.
Menjadi seorang pengrajin batik khas Kota Magelang, Prih Hartadi tidak bisa berhenti dengan motif batik tentang kampung-kampung di Kota Sejuta Bunga ini, seperti Bayeman, Jagoan, Kebonpolo dan lainnya. Otaknya terus berputar dan imajinasinya terus berkembang, hingga pria yang terjun membuat batik sejak 2012 ini berinovasi membuat motif batik getuk pada 2018.
Advertisement
BACA JUGA : MUBENG TIDAR: Geliat Wisata di Puncak Paku Tanah Jawa
Batik motif getuk berupa bulatan yang menggambarkan getuk gulung yang diiris, persegi panjang yang menggambarkan potongan getuk serta daun ketela yang merupakan bagian tanaman bahan baku getuk. “Batik getuk ini melambangkan kesederhanaan,” tutur Prih Hartadi, ditemui di rumahnya Botton Kopen RT 4 RW 7 Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang, Jumat (25/11/2021).
Inovasi motif batik getuk berhasil masuk menjadi tiga besar dalam Lomba Motif Batik Magelangan tahun 2018 yang digelar Pemerintah Kota Magelang. Prestasi ini menjadikan Prih Hartadi semakin termotivasi untuk terus berinovasi. Bagi pria 53 tahun tersebut, apapun yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi inspirasi dalam membuat karya. Salah satunya adalah saat ia melihat limbah sayuran yang dibuang. Dari sisa daun bayam, Prih Hartadi membuat pewarna alam. Inovasinya ini pun mendapat penghargaan inovasi pewarnaan batik dalam Lomba Kreasi dan Inovasi (Krenova) Kota Magelang 2019.
Selanjutnya, ide inovasi muncul pada pria yang pernah bekerja menjadi juru masak ini saat melihat berbagai alat dapur di rumahnya seperti cetakan kue, sendok dan garpu. “Alat dapur ini terbuat dari logam jadi bisa berfungsi seperti canting. Maka saya mencoba menyelupkan alat dapur ke lilin, lalu mencetaknya di kain, ternyata hasilnya menjadi motif batik yang unik,” katanya.
Inovasinya ini pun mendapatkan masuk dalam 20 besar Lomba Krenova Kota Magelang 2021. Pada ajang yang sama, Prih Hartadi juga mendaftarkan inovasinya batik motif getuk yang masuk dalam delapan besar.
Meski sudah sembilan tahun menekuni batik, ia tidak pernah berhenti berinovasi. “Inovasi itu penting. Kalau produk kita hanya seperti itu-itu saja, orang yang sudah punya tidak akan beli lagi. Jadi untuk meningkatkan pemasaran, pelaku usaha harus berinovasi,” kata Prih Hartadi.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Penelitian dan Pengkajian, Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Magelang, Didin Saepudin mengatakan Pemerintah Kota Magelang mengapresiasi inovasi warga dengan mengadakan Lomba Kreasi dan Inovasi (Kreanova) yang digelar setiap tahun. Lomba ini menjadi ajang menumbuhkan budaya inovasi masyarakat di Kota Magelang di tengah keterbatasan sumberdaya alam, serta di tengah tuntutan persaingan daya saing daerah yang cukup tinggi.
BACA JUGA : MUBENG TIDAR: Dari Sampah, Bougenville Tingkatkan
Melalui penjaringan Krenova masyarakat diharapkan menghasilkan karya inovasi yang betul-betul baru, orisinil dan berkualitas, memberi manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh masyarakat serta dapat diterima oleh pasar.
“Siapapun bisa berkontribusi untuk inovasi dan kreasi yang akan diwadahi oleh Balitbang. Pemerintah Kota Magelang tidak hanya mewadahi tetapi juga mendorong, memfasilitasi, memberi pembinaan, serta mengembangkan untuk inovasi yang siap dikembangkan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Polda DIY Sebut Kerugian Akibat Demonstrasi Capai Rp28 Miliar
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Magnitudo 3,1 Guncang Cilacap Dini Hari Ini
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
Advertisement
Advertisement