Advertisement
Program Merah Putih Fund Dikritik
![Program Merah Putih Fund Dikritik](https://img.harianjogja.com/posts/2021/11/23/1088940/modal-ventura.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Program Merah Putih Fund dinilai bakal serupa dengan program-program pemerintah sebelumnya, yang hanya akan gagal jika tidak dijalankan dengan serius.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura menyebut program Merah Putih Fund sebagai sesuatu yang tidak berkelanjutan.
Advertisement
"Di sisi lain pemerintah sudah memiliki tiga modal ventura di 3 BUMN yaitu MDI, BRI Capital, dan Mandiri Ventures. Mereka punya program serupa," ujarnya saat dihubungi secara daring, Senin (22/11/2021).
Menurut Tesar jika pemerintah meluncurkan program tersebut sebaiknya tiga modal ventura BUMN dilebur menjadi satu. sebab dengan menyatukan ketiganya akan lebih efektif dalam menjalankan program pendanaan maupun pendampingan startup lokal.
"Seharusnya ada yang menghubungkan dari program pendanaan atau pendampingan yang lama ke program yang baru, biar jelas," Kata Tesar.
Menurut Tesar, program yang mengutamakan startup lokal tersebut bertolak belakang dengan langkah yang diambil oleh sejumlah modal ventura milik BUMN.
Baca juga: Pengin Nikah Resmi, Pasutri di Sleman Gondol Emas Berlian Milik Majikan
Tesar mengatakan para modal ventura besutan BUMN tersebut juga mengucurkan dana di sejumlah startup luar negeri. "Kalau memang merah putih ya sejak awal fokus investasi di lokal," ucapnya.
Selain itu, dia melanjutkan, program Merah Putih Fund harus memiliki perencanaan dan target sektor startup yang jelas. Misalnya dengan memilih untuk fokus di startup fintech pada tahap awal program, lalu dilanjutkan dengan sektor lain.
Tesar menyebut pemerintah harus serius dalam realisasi program dan tidak hanya mengumbar wacana membangun startup lokal.
"Program yang ada harus dirapikan biar tidak tumpang tindih dengan program baru. Sumber pendanaannya juga harus jelas. Realisasi serius, jangan niat doang," ucapnya.
Tesar menyebut startup LinkAja adalah contoh dari kegagalan program BUMN. LinkAja merupakan hasil gabungan dari layanan beberapa bank BUMN untuk menyaingi dompet digital (0VO dan Gopay), tetapi saat ini modal ventura BUMN justru investasi ke Gojek dan Grab.
Terkait Merah Putih Fund, menurutnya modal ventura tidak harus fokus pada target valuasi dan keuntungan. Program nasional terkait startup memang seharusnya diproyeksikan untuk kedaulatan data, bukan di keuntungan.
"Contoh aplikasi pengirim pesan, sekarang kita tidak punya yang sekuat Whatapp, misal layanannya down berapa banyak kerugian kita. Oleh karena itu penting untuk kemandirian digital yang bisa kita kelola, bukan keuntungan terus yang dikejar jika menyangkut proyek nasional," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182727/ka-yia-xpress.jpg)
Jadwal Kereta Bandara YIA Berikut Cara Membeli Tiketnya, Sabtu 27 Juli, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja,
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement