Advertisement
Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau Akan Memperhitungkan Beragam Aspek
Pekerja menunjukkan rokok jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT), Megawon, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (11/12/2020). Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan kebijakan tarif cukai hasil tembakau atau cukai rokok tahun 2021 naik rata-rata 12,5 persen. ANTARA FOTO - Yusuf Nugroho
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2022 dinilai akan memberikan gejolak bagi industri hasil tembakau (IHT), khususnya segmen sigaret kretek tangan.
“Jika cukai naik, yang menjadi korban adalah petani. Pekerja juga turun,” kata Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno dalam keterangan resmi, Sabtu (6/11/2021).
Advertisement
Menurutnya, rencana kenaikan tarif CHT perlu kembali dipertimbangkan pemerintah. Terlebih, pandemi Covid-19 sangat menekan IHT, khususnya menurunnya serapan produksi tembakau.
BACA JUGA : Kemarau Basah Sebabkan Harga Tembakau DIY Anjlok
Ketua Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan, dan Minuman (RTMM) Sudarto, mengatakan bahwa buruh rokok khususnya di segmen sigaret kretek tangan (SKT) mengalami penurunan sejak pandemi Covid-19 terjadi. Hal ini pun harus menjadi pertimbangan.
“Rencana kenaikan cukai sangat meresahkan karena tidak mempertimbangkan realitas pekerja yang menjadi korban,” ujarnya.
Sudarto mengatakan, kenaikan CHT pada 2022 akan mengancam buruh di segmen SKT. “Secara otomatis mereka bisa kehilangan pekerjaan. Apa yang direncanakan pemerintah membuat kami sangat khawatir karena akan berdampak pada anggota kami di lapangan,” katanya.
Dia menyampaikan, sektor SKT sebagai sektor padat karya perlu diperhatikan secara khusus mengingat sektor ini merupakan khas Indonesia. “Kami sangat mengharapkan pemerintah memperhatikan khususnya buruh rokok, dan juga buruh tani," ujarnya.
BACA JUGA : Petani Tembakau Kirim Lukisan untuk Presiden Jokowi
Di sisi lain, Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Nirwala Dwi Haryanto menyampaikan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan seluruh aspek secara holistik dalam menetapkan kebijakan cukai.
Dia mencontohkan, ketika tahun lalu pemerintah tidak menaikkan cukai SKT, golongan ini mencatatkan pertumbuhan.
“Keberpihakan kepada rakyat perlu dipertimbangkan dan kita harus bertanggung jawab bersama sama,” katanya.
Nirwala mengatakan, pemerintah menyadari bahwa IHT berperan dalam penerimaan negara di bidang perpajakan. Secara rata-rata, IHT berkontribusi sekitar 10 hingga 11 persen setiap tahunnya. Bahkan pada 2020, kontribusi IHT mencapai 13 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gempa Bumi Magnitudo 4,8 Bikin Panik Warga Tarakan
- Pesawat Kargo UPS yang Meledak Angkut Bahan Bakar dan Paket Besar
- Bupati Banyuwangi Dukung Rencana Baru Proyek Kereta Cepat Whoosh
- Hanyut di Sungai Jolinggo Kendal, Tiga Mahasiswa KKN UIN Semarang MD
- Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
Advertisement
Jadwal DAMRI Jogja ke YIA Kulonprogo Kamis 6 November 2025
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- PSG vs Bayern Skor 1-2, Luis Diaz Dikartu Merah Seusai Cetak 2 Gol
- Kulonprogo Usulkan Integrasi Stasiun Wates dan Reaktivasi 2 Stasiun
- Jadwal DAMRI Jogja ke YIA Kulonprogo Rabu 5 November 2025
- Catat, Jadwal SIM Keliling Sleman di November 2025
- Jaecoo J5 EV Hadir di Jogja, Berikut Spesifikasi dan Harganya
- Pembongkaran Lapak Pedagang Pantai Sepanjang Ditunda, Ini Alasannya
- Ratusan Personel Amankan Prosesi Pemakaman PB XIII, Ini Skenarionya
Advertisement
Advertisement



