Advertisement
Harga PCR Turun, Pasokan Bisa Defisit
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Penurunan harga tes Covid-19 PCR perlu diikuti ketersediaan pasokan yang memadai seiring dengan kebutuhan yang naik. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyarankan jumlah importir diperbanyak.
“Kebijakan mematok harga hanya akan efektif kalau pasokan berlimpah dan semua komponen biaya diketahui oleh pemerintah. Terlalu tingginya harga patokan dapat membatasi jumlah konsumen, tetapi kalau harga terlalu rendah, supplier bisa mundur sehingga terjadi kelangkaan atau bahkan terbentuknya pasar gelap,” kata Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Andree Surianta, Jumat (29/10/2021).
Advertisement
Indonesia tidak memproduksi PCR sendiri dan ketersediaan PCR sepenuhnya berasal dari impor. Oleh karena itu Andree mengatakan harga yang tinggi perlu ditinjau, apakah karena jumlah importir terlalu sedikit atau tidak.
Dengan adanya dominasi swasta pada impor PCR, kata Andree, melibatkan BUMN sebagai importir bisa saja mengendalikan harga. Namun dia mengatakan hal ini bukan solusi terbaik karena mengikuti harga patokan pemerintah tidak serta merta membuat mereka tidak merugi. Pengambilalihan oleh BUMN juga dapat meningkatkan risiko disrupsi dan bottleneck karena jalur masuk pasokan menjadi sempit.
“Harga bisa saja kelihatan murah, tetapi tiba-tiba tidak ada stok kalau jalur yang cuma satu itu terdisrupsi. Malah kita perlu lebih banyak importir untuk mengurangi risiko disrupsi dan menekan harga,” tambahnya.
Andree menyebut pemerintah perlu terbuka tentang komponen harga PCR. Ketiadaan informasi yang jelas tentang komponen harga akan mempersulit penilaian efektivitas kebijakan ini.
Menjadi penting kemudian untuk memperhatikan reaksi pasar. Jika setelah harga dipatok Rp275.000 untuk Pulau Jawa dan Rp300.000 luar Pulau Jawa, banyak laboratorium tutup layanann tes PCR atau terjadi kelangkaan PCR, maka harga tersebut tidak bisa menutupi biaya layanan.
BACA JUGA: Terlibat Kasus Asusila & Telantarkan Keluarga, 13 Anggota Polisi Dipecat
"Solusi paling aman adalah menambah pasokan dengan memperbanyak jalur impor. Untuk jangka menengah dan panjang, solusi yang dibutuhkan adalah menarik investasi pada manufaktur alat kesehatan dalam negeri. Menarik minat investasi pada sektor ini, sebagaimana sektor lainnya, perlu diikuti reformasi regulasi dan birokrasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
576.619 Penumpang Mudik Naik KAI Commuter Wilayah 6 Yogyakarta selama Lebaran 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPK Periksa Empat Saksi Biaya Angkut APD Kemenkes pada 2020
- Yusril Serahkan Berkas Putusan Asli MK ke Prabowo Subianto
- KPK Bidik LHKPN 2 Pejabat Pemilik Kripto Miliaran Rupiah
- Menkes Budi Ubah Paradigma Perencanaan Kesehatan
- Ini Besaran Honor PPK Pilkada Serentak 2024
- Kabar Duka: Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
- Jenazah Pendiri Mustika RatuMooryati Soedibyo Akan Dimakamkan di Bogor Rabu Siang
Advertisement
Advertisement