Advertisement
Pakar: Ayo Lomba Mempercepat Capaian Vaksinasi Demi PTM

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Keinginan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) harusnya dijadikan faktor pendorong percepatan vaksinasi di setiap daerah. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D.
"Ayo, berlomba-lomba untuk mempercepat capaian vaksinasi sesuai target demi pelaksanaan PTM yang jadi keinginan mayoritas masyarakat saat ini," kata dia di Banjarmasin, Jumat (1/10/2021).
Advertisement
Menurut Muttaqin, pelaksanaan PTM perlu memperhatikan capaian vaksinasi lengkap pada segmen pendidik dan tenaga pendidik, murid serta raihan pada seluruh populasi dalam suatu wilayah.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan terakhir, realisasi vaksinasi lengkap dua dosis pada tingkat nasional untuk segmen pendidik sudah sebanyak dua juta orang atau 36 persen dari target.
Baca juga: Update 1 Oktober: Terus Turun, Kasus Covid-19 DIY Bertambah 64 Kasus
Sedangkan vaksinasi anak usia 12-17 tahun mencapai 2,6 juta orang atau 10 persen dari target. Pada seluruh segmen populasi, vaksinasi lengkap baru mencapai 24 persen.
Sedangkan di Kalimantan Selatan, raihan target vaksinasi lengkap pada penduduk usia 12-17 tahun baru mencapai 8.604 orang atau 2 persen dari target. Pada seluruh segmen realisasi target dua dosis berada pada level 15 persen.
Daerah dengan capaian vaksinasi paling tinggi di Kalsel pada seluruh segmen adalah Kota Banjarmasin dengan raihan 30 persen dari target. Sementara yang paling rendah Kabupaten Banjar yaitu 8 persen dari target.
Untuk vaksinasi lengkap kelompok 12-17 tahun, paling rendah diperoleh Kabupaten Tanah Laut dengan capaian 0,6 persen dan paling tinggi Kota Banjarmasin 6 persen.
"Situasi terakhir ini menunjukkan belum memadainya capaian vaksinasi untuk pelaksanan PTM di Kalsel dan juga di Indonesia," ujarnya.
Mobilitas Siswa
Di samping menunggu situasi pandemi terkendali, pelaksanaan PTM juga harus memperhatikan dampaknya terhadap mobilitas siswa termasuk mahasiswa di tingkat pendidikan tinggi.
Karena persiapan PTM tidak hanya soal bagaimana menerapkan protokol kesehatan di dalam kelas dan lingkungan sekolah ataupun kampus, tetapi juga mencegah mobilitas yang berisiko terhadap penularan dari masyarakat ke sekolah dan sebaliknya.
"Karena itu, PTM jangan dilakukan secara serentak karena akan menciptakan mobilitas harian yang cukup besar yang selanjutnya membebani penanganan pandemi," ujarnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bahlil Kirim Tim ke Lokasi Tambang Freeport yang Longsor
- Kecam Pemerasan Tarif, BRICS Bakal Lakukan Perlawanan
- Merasa Omongannya Dipelintir, Purbaya Minta Maaf dan Bakal Berhati-hati
- Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu
- Serikat Ojol Ketemu Pimpinan DPR Desak Prabowo Teken Perpres
Advertisement

Terdampak Kemarau, Telaga di Gunungkidul Mulai Mengering
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dahnil Anzar, Eks Jubir Prabowo Jabat Wamen Haji
- Prabowo Kumpulkan Anggota DPR Gerindra Seusai Umumkan Reshuffle
- Daftar Menteri dan Wamen Usai Presiden Prabowo Lakukan Reshuffle Kedua
- Gus Irfan Pastikan Nyatakan Tak Ada Anggaran Baru di Kementerian Haji dan Umrah
- Polda Metro Jaya Buru Aktor Intelektual Kerusuhan
- KPK Minta Menteri Baru Dilantik Segera Melaporkan LHKPN
- Polisi Tetapkan 11 Tersangka Penjarahan Rumah Sri Mulyani
Advertisement
Advertisement