Advertisement
Pakar: Ayo Lomba Mempercepat Capaian Vaksinasi Demi PTM
Para peserta didik sedang melakukan kegiatan dalam PTM hari pertama di SMKN 1 Jogja, Senin (19/4/2021). - Harian Jogja/Sirojul Khafid
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Keinginan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) harusnya dijadikan faktor pendorong percepatan vaksinasi di setiap daerah. Hal tersebut disampaikan oleh anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D.
"Ayo, berlomba-lomba untuk mempercepat capaian vaksinasi sesuai target demi pelaksanaan PTM yang jadi keinginan mayoritas masyarakat saat ini," kata dia di Banjarmasin, Jumat (1/10/2021).
Advertisement
Menurut Muttaqin, pelaksanaan PTM perlu memperhatikan capaian vaksinasi lengkap pada segmen pendidik dan tenaga pendidik, murid serta raihan pada seluruh populasi dalam suatu wilayah.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan terakhir, realisasi vaksinasi lengkap dua dosis pada tingkat nasional untuk segmen pendidik sudah sebanyak dua juta orang atau 36 persen dari target.
Baca juga: Update 1 Oktober: Terus Turun, Kasus Covid-19 DIY Bertambah 64 Kasus
Sedangkan vaksinasi anak usia 12-17 tahun mencapai 2,6 juta orang atau 10 persen dari target. Pada seluruh segmen populasi, vaksinasi lengkap baru mencapai 24 persen.
Sedangkan di Kalimantan Selatan, raihan target vaksinasi lengkap pada penduduk usia 12-17 tahun baru mencapai 8.604 orang atau 2 persen dari target. Pada seluruh segmen realisasi target dua dosis berada pada level 15 persen.
Daerah dengan capaian vaksinasi paling tinggi di Kalsel pada seluruh segmen adalah Kota Banjarmasin dengan raihan 30 persen dari target. Sementara yang paling rendah Kabupaten Banjar yaitu 8 persen dari target.
Untuk vaksinasi lengkap kelompok 12-17 tahun, paling rendah diperoleh Kabupaten Tanah Laut dengan capaian 0,6 persen dan paling tinggi Kota Banjarmasin 6 persen.
"Situasi terakhir ini menunjukkan belum memadainya capaian vaksinasi untuk pelaksanan PTM di Kalsel dan juga di Indonesia," ujarnya.
Mobilitas Siswa
Di samping menunggu situasi pandemi terkendali, pelaksanaan PTM juga harus memperhatikan dampaknya terhadap mobilitas siswa termasuk mahasiswa di tingkat pendidikan tinggi.
Karena persiapan PTM tidak hanya soal bagaimana menerapkan protokol kesehatan di dalam kelas dan lingkungan sekolah ataupun kampus, tetapi juga mencegah mobilitas yang berisiko terhadap penularan dari masyarakat ke sekolah dan sebaliknya.
"Karena itu, PTM jangan dilakukan secara serentak karena akan menciptakan mobilitas harian yang cukup besar yang selanjutnya membebani penanganan pandemi," ujarnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Inter Milan Tutup 2025 di Puncak Klasemen Seusai Tekuk Atalanta 1-0
- Prakiraan Cuaca Jogja Senin 29 Desember 2025, Mayoritas Berawan
- Waspada Penipuan Siber Berkedok Ucapan Hari Raya dan Hadiah Palsu
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Senin 29 Desember 2025
- Bologna vs Sassuolo Imbang 1-1, Jay Idzes Tampil Solid
- Jadwal KRL Solo-Jogja Senin 29 Desember 2025
- Intervensi Perumahan Jateng 2025 Capai 274.514 Unit
Advertisement
Advertisement




