Advertisement
Risiko Long Covid pada Anak-Anak Jauh Lebih Rendah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Sekelompok peneliti yang dipimpin oleh University College London menyimpulkan bahwa risiko long Covid pada anak-anak jauh lebih rendah.
Long Covid merupakan kondisi saat seseorang masih merasakan gejala penyakit tersebut dalam jangka waktu yang lama, bahkan setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Melansir Aljazeera, Kamis (23/9/2021), mereka mensurvei lebih dari 50.000 anak berusia antara 11 dan 17 tahun yang dites positif terkena virus corona di Inggris antara September 2020 dan Maret 2021.
Menurut hasil mereka, antara 2 persen dan 14 persen dari anak-anak ini masih memiliki gejala 15 minggu setelah infeksi awal mereka, tetapi hanya sedikit yang memiliki gejala berkelanjutan yang mengharuskan mereka mencari bantuan medis atau mengambil cuti sekolah yang signifikan.
Studi awal yang dilakukan di Roma, yang mewawancarai 129 anak berusia antara enam dan 16 dari Maret hingga November 2020, melaporkan bahwa lebih dari sepertiga memiliki satu atau dua gejala yang menetap setelah empat bulan.
Jadi temuan terbaru ini, meskipun masih mengkhawatirkan, akan meyakinkan orang tua bahwa jika anak mereka terkena virus, risikonya lebih kecil daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk mengembangkan long Covid.
Meskipun lebih kecil, risiko long Covid tetap ada, dan penulis penelitian ingin menunjukkan bahwa jumlahnya masih tidak sepele dan penyakit ini perlu ditanggapi dengan serius pada anak-anak.
Jelas dari penelitian ini bahwa anak-anak tidak ‘kebal’ dari efek virus ini, sebuah narasi yang terus dikayuh oleh banyak orang, tetapi ini adalah kabar baik bahwa mereka mungkin kurang rentan terhadap long Covid daripada yang diperkirakan semula.
Lalu, apakah vaksin membantu mencegah long Covid? Jawabannya adalah ya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Kings College London telah menunjukkan bahwa divaksinasi penuh mengurangi kemungkinan gejala yang berlangsung lebih dari empat minggu sebesar 50 persen.
Long Covid diidentifikasi ketika gejala bertahan selama empat minggu atau lebih setelah infeksi COVID awal.
Studi ini mengamati hampir satu juta orang yang divaksinasi lengkap dan hanya 592 yang dinyatakan positif Covid. Dari 592 ini, hanya 31, yang merupakan 5 persen dari kohort, yang melaporkan gejala empat minggu atau lebih setelah infeksi. Pada kelompok yang tidak divaksinasi, angka ini adalah 11 persen. Ini adalah alasan lain untuk mengambil vaksin ketika ditawarkan. Jadi, pastikan untuk mengambil semua vaksin Anda untuk melindungi Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
Advertisement
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ratusan Polisi di Klaten Jaga Perbatasan DIY untuk Cegah Pengerahan Massa Sampai Waktu Tak Ditentukan
- 30 Orang yang Ditangkap di Klaten Saat Konvoi ke Jogja Dipulangkan karena Tak Ada Unsur Pidana
- KPK Sita Aset Rafael Alun di Jawa Tengah
- Kemenkes Klaim RUU Jamin Perlindungan Kesehatan untuk Bayi dan Anak
- Swedia Siap Gabung NATO
Advertisement
Advertisement

Pengin Nikmati Air Terjun Swiss dan Kebun Tulip ala Belanda, Objek Wisata Ini Cocok untuk Anda
Advertisement
Berita Populer
- Nilai Pencucian Uang Rafael Alun Hampir Rp100 Miliar, Mayoritas Properti
- Viral, PLTU Morowali Meledak dan Terbakar
- Pelajar di Bawah Umur Tewas Kecelakaan Setelah Kendarai Moge
- Sekretaris MA Hasbi Hasan Belum Ditahan dan Malah Cuti Besar, Ini Kata KPK
- Erick Thohir Ajukan Rp57,96 Triliun untuk Modal Sejumlah BUMN
- 200 Personel Dikerahkan untuk Amankan Sidang Mario Dandy dan Shane Lukas
- Sejarah 6 Juni, Hari Lahir Soekarno Proklamator Indonesia
Advertisement
Advertisement