Advertisement
Sudah 545 Dokter Gugur Akibat Covid-19, IDI: Beban Kerja Terlampau Berat
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -Hingga saat ini dokter yang meninggal karena terinfeksi Covid-19 terus bertambah dan jumlahnya telah mencapai lebih dari 500 jiwa.
Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan terdapat total 545 dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 hingga 17 Juli 2021.
Advertisement
Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter IDI Mahesa Paranadipa mengungkapkan kebanyakan dokter yang meninggal dunia adalah laki laki (84 persen) mengingat banyak yang bertugas merawat pasien Covid-19.
"Bulan Juli ini, [kematian dokter] sudah melebihi 100 persen dari jumlah kematian bulan Juni lalu. Total kematian dokter di angka 545 di Indonesia. Paling banyak di Jawa Timur, menembus 110, diikuti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Utara," ungkapnya dalam konferensi pers, Minggu (18/7/2021).
Data tersebut juga menunjukkan bahwa dokter umum (292) menjadi kelompok dengan kematian tertinggi, disusul oleh spesialis obestetri dan ginekologi, spesialis penyakit dalam, dan spesialis anak.
BACA JUGA: Covid-19 Varian Delta Sudah Masuk DIY, Ini Upaya Pemda Cegah Wabah Meluas
Selain itu, Mahesa juga mencatat sebanyak 7.392 perawat terkonfirmasi Covid-19 dan 445 di antaranya telah gugur. Adapun profesi lainnya seperti apoteker 42 orang, bidan 223 orang, dan tenaga laboratorium 25 orang.
Dia mengatakan data-data tersebut harus mendapat perhatian serius mengingat peran dokter yang menjadi tulang punggung dalam perawatan Covid-19 di fasilitas kesehatan.
Dengan lonjakan kasus yang tinggi akhir-kahir ini, bertambahnya kematian di kalangan tenaga kesehatan terjadi semakin cepat.
"Oleh karena lonjakan pasien yang cukup tinggi maka banyak dokter yang overwork. Dalam waktu lama, kami khawatir menimbulkan kondisi kelelahan yang menyebabkan imunitas tenaga kedokteran menurun," ungkapnya.
Pakar Pulmonologi Universitas Indonesia dan RSUP Persahabatan Menaldi mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi saat ini.
"Beban pekerjaan ini sudah terlampau berat ditanggung oleh dokter. Terlampau banyak orang datang ke rumah sakit dan sudah dalam keadaan berat," tuturnya.
Untuk itu, dia meminta kepada PB IDI agar mengatur kerja dokter, terutama di daerah salah satunya dokter di puskesmas dibebaskan dari rawat inap pasien Covid-19.
Sementara dokter yang bertugas di wilayah seperti di rumah sakit lapangan yang merawat pasien kondisi sedang, dikhususkan merawat di tempat itu saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Rumah Dua Lantai di Bambanglipuro Bantul Hangus Terbakar
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Kamandaya Beraksi: Wujudkan Sinergi Nyata Lewat Pelatihan IoT
- Trump: Pembatalan Kebijakan Tarif Bakal Jadi Bencana Ekonomi AS
- Selangor FC vs Persib Bandung: Preview dan Prediksi
- Sinopsis Film Die, My Love: Ketika Depresi Pasca Melahirkan
- YIA Resmi Jadi Embarkasi Haji DIY 2026
- Korban Tewas Akibat Serangan RSF di Sudan Capai 43 Orang
- Andong Malioboro Kini Terima Pembayaran QRIS
Advertisement
Advertisement



