Advertisement
Kena Covid-19 Setelah Divaksin, Gejalanya Lebih Ringan
Kegiatan vaksinasi Covid-19 untuk warga usia 18 tahun ke atas di Mall Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan - IG: @townsquarecilandak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Di Indonesia, tengah marak kasus orang positif covid-19 setelah disuntik vaksin.
Hal itu, memicu keraguan atas efektivitas vaksin yang disuntikkan. Untuk diketahui, vaksin yang dipakai saat ini adalah vaksin Sinovac.
Advertisement
Ternyata kasus semacam ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Di AS, kasus yang sama juga muncul. Di AS vaksin yang dipakai adalah Pfizer, Moderna, dan Jhonson&Jhonson.
Dilansir dari New York Times, Kevin seorang pria berusia 42 tahun telah divaksinasi Covid-19 pada bulan Maret untuk melindungi dirinya sendiri. Tetapi setelah mengunjungi bar dengan teman-temannya, dia merasa hidungnya tersumbat selama beberapa waktu.
"Saya pikir itu alergi musim semi yang khas di New England," kata Kevin.
Gejala memburuk menjadi sakit kepala, nyeri tubuh dan tidak bisa tidur. Dokter mengatakan mungkin flu tetapi dokter menyarankan tes virus corona. Ternyata hasilnya positif.
Kevin pun terisolasi di Townhome Provincetown selama 10 hari. “Pada akhirnya, vaksinasi masih berhasil,” katanya. “Saya tidak sakit seperti orang yang terkena Covid sebelum vaksinasi tersedia.”
Vaksin Covid-19 sangat efektif dalam mencegah Covid-19, terutama rawat inap dan kematian, serta umumnya bekerja seperti yang diharapkan, kata dokter. Vaksin juga dapat mengurangi risiko penyebaran virus.
Menurut para ahli, meskipun risiko orang yang divaksinasi terinfeksi virus itu rendah, itu masih bisa terjadi. “Ya, ini akan terjadi, memang tidak biasa tetapi akan terjadi,” kata Dr. Sandro Galea, dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Boston.
Menurut data Gavi, pada 30 April, ada lebih dari 10.000 infeksi jenis ini yang dilaporkan dari 46 negara bagian dan teritori Amerika, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. C.D.C..
Tapi, mereka telah berhenti mencatat infeksi tersebut jika tidak ada gejala yang parah, sehingga jumlah kasus, termasuk yang ringan, kemungkinan besar lebih tinggi.
Untuk COVID-19, sejauh ini jenis infeksi ini tampaknya sangat jarang, dengan satu laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan bahwa infeksi terobosan ini hanya terjadi pada 0,1% orang yang divaksinasi lengkap, dan hanya 2% dari mereka yang divaksinasi penuh meninggal dunia.
Selain itu, orang yang terinfeksi bahkan setelah divaksinasi cenderung memiliki gejala ringan karena peningkatan kekebalan dari vaksin dapat melindungi dari penyakit parah.
Penting untuk dicatat bahwa orang yang hanya memiliki satu dosis vaksin belum sepenuhnya terlindungi dan disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan yang sama seperti orang yang tidak divaksinasi dalam hal menjaga jarak sosial dan mengenakan masker.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Libatkan Pelajar, Disbud DIY Gelar Workshop Macapat Catur Sagatra
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rayakan Liburan Akhir Tahun bersama GAIA Cosmo
- Debut Kamera Aksi Vivo akan Dirilis Bersama X300 Ultra
- Taman Budaya Bantul Rp20 Miliar Bakal Dibangun Tahun 2026
- Pemancing Hanyut di Sungai Boyong Sleman Ditemukan Meninggal Dunia
- Emma Stone Jual Rumah Mewah di Austin seharga $3,5 Juta
- Atalia Praratya Gugat Cerai Ridwan Kamil, Sidang Segera Digelar
- Kebakaran Hanguskan 350 Kios di Pasar Induk Kramat Jati
Advertisement
Advertisement




