Advertisement
Hasil Penelitian Sebut Vaksin Sinopharm 78 Persen Efektif Cegah Keparahan Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Berdasarkan hasil studi terbaru dan hasil uji klinis dari yang dipublikasi jurnal kesehatan AS, vaksin Sinopharm efektif mencegah Covid-19.
Dua vaksin Sinopharm, dengan platform virus yang diinaktivasi, yang dikembangkan perusahaan China National Biotec Group Co. menunjukkan bisa mencegah keparahan infeksi masing-masing 72,8 persen dan 78,1 persen. Temuan ini dilaporkan melalui Journal of the American Medical Association (JAMA), Rabu (26/5/2021).
Advertisement
Vaksin asal China, termasuk dari Sinopharm dan Sinovac Biotech Ltd, telah menjadi vaksin utama yang digunakan di berbagai negara berkembang, dari Hungaria dan Serbia, sampai Seychelles dan Peru.
Sebelumnya, vaksinasi menggunakan dua jenis vaksin tersebut terus diawasi ketat karena produsennya sempat tidak memberikan data yang memadai terkait keamanan dan efikasi vaksinnya, serta sempat mendapat kritikan dari berbagai pihak atas hal tersebut.
Kurangnya transparansi tersebut menimbulkan keraguan bahwa kedua vaksin tersebut bisa mengurangi risiko parah jika terpapar Covid-19, terlebih setelah ada lonjakan kasus kembali setelah mayoritas penduduk divaksinasi, seperti yang terjadi di Seychelles dan Chili.
Penggunaan kedua vaksin tersebut juga sempat terhambat karena tak mendapat persetujuan dari regulator obat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Adapun, di Hong Kong dan Singapura masih meminta kedua perusahaan untuk menyertakan lebih banyak data pendukung.
Dilansir Bloomberg, studi yang dilakukan JAMA, yang melibatkan 40.832 orang dari Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan Yordania. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing mendapatkan dua suntikan vaksin dengan interval tiga pekan atau mendapatkan plasebo.
Dua pekan setelah suntikan kedua, infeksi tercatat berkembang pada 26 orang yang mendapatkan vaksin dengan nama bets WIV04, 21 orang dari yang diberikan vaksin HBO1, dan 95 orang yang mendapat suntikan plasebo.
Namun, tak ada relawan yang diberi vaksin aktif yang mengalami keparahan, dibandingkan dengan yang hanya diberikan plasebo. Hasilnya telah diberikan ke JAMA pada 17 Maret 2021 dan paper tersebut diterima pada 12 Mei 2021.
Namun, studi tersebut masih menunjukan kelemahan. Tes yang dilakukan masih cenderung banyak diberikan kepada pria, yang jumlahnya mencapai 85 persen dari relawan yang terlibat. Kurang dari 2 persen berusia 60 tahun atau lebih, dan kebanyakan kondisinya sehat.
Hasilnya, hanya ada sedikit bukti untuk menunjukkan efikasi dan keamanan vaksin bagi wanita, dan orang tua dengan penyakit bawaan tertentu.
WHO sudah memberikan izin salah satu vaksin Sinopharm pada awal Mei ini dan membuatnya bisa digunakan secara massal di seluruh dunia melalui Covax Facility yang bisa memberikan akses pada vaksin aman dan efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
- Polda Jawa Barat Merilis 11 Nama Korban Ledakan Amunisi di Garut, Dua di Antaranya Anggota TNI
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
Advertisement

Libur Waisak, Dispar Bantul Tambah Petugas Pemungutan Retribusi di TPR Parangtritis
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- InJourney Layani 52.000 Keberangkatan Jemaah Calon Haji
- Habiburokhman Ajukan Penangguhan Penahanan Mahasiswi ITB Terkait Meme Prabowo-Jokowi
- Seorang Jemaah Asal Embarkasi Solo Sakit dan Dirawat di RSUD Amri Tambunan Deli Serdang
- Ekspor Batu Bara Indonesia Terendah Selama 3 tahun Terakhir, Ini Penyebabnya
- Microsoft Larang Pekerjanya Gunakan DeepSeek, Ini Alasannya
- Libur Panjang Waisak: Ruas Tol Jagorawi Berlakukan Contraflow Hari Ini
- Gunung Semeru Erupsi Lagi, Semburkan Material Vulkanik 700 Meter
Advertisement