Advertisement
Komisaris Ungkap Alasan Sri Mulyani Enggan Bantu Garuda Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Belakangan publik gempar dengan kondisi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. atau GIAA.
Setelah mengumumkan program pensiun dini kepada publik pada 21 Mei 2021, perusahaan pelat merah yang bergerak pada sektor industri transportasi udara ini kemudian diketahui hendak memangkas separuh pesawat operasional.
Advertisement
Komisaris Garuda Indonesia Peter F. Gontha beberapa hari sebelum isu keuangan Garuda Indonesia ramai sempat membuat status mengenai kondisi perusahaan. Hal itu dia tulis melaui akun Instagram @peterghonta, Senin (16/5/2021).
"Indahnya dan Megahnya pesawat perusahaan penerbangan pembawa bendera MERAH PUTIH ?? ini, saya sangat bangga melihatnya apalagi kalau saya melihat pesawat ini mendarat di London/Tokyo/Amsterdam," tulis Peter membuka pernyataannya.
Peter dalam unggahan Instagram tersebut merasa sedih dengan penanganan masalah finansial Garuda Indonesia, ditambah pula dengan adanya krisis yang disebabkan pandemi Covid-19.
Baca juga: Dishub Kota Jogja Kaji Wacana Penutupan Perlintasan Sebidang Lempuyangan
"Saya lama menahan untuk membuat Status ini, tapi saya sudah tidak tahan. Garuda di masa terachir hidupnya, ibarat Kanker sudah stadium 4, tapi penangannya masih seperti orang sakit flu. Pantas Ibu Sri Mulyani gerah dan tidak mau membantu perusahaan ini lagi," katanya.
Peter pun berjanji akan membuka kebobrokan yang terjadi di dalam tubuh Garuda Indonesia. Seluruh pemegang saham, terutama publik berhak atas informasi yang lengkap.
Adapun kinerja keuangan Garuda Indonesia tak kunjung membaik pada 2021, bahkan, maskapai BUMN ini mencatatkan utang hingga Rp70 triliun.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pernyataannya kepada karyawan perusahaan mengatakan emiten penerbangan pelat merah ini dalam kondisi berat secara finansial.
Irfan mengatakan Garuda Indonesia memiliki utang sebesar Rp70 triliun atau US$4,9 miliar. Jumlah utang tersebut bertambah lebih dari Rp1 triliun per bulannya seiring dengan penundaan pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pada pemasok.
"Saat ini arus kas GIAA berada di zona merah dan memiliki ekuitas minus Rp41 triliun," paparnya dikutip dari Bloomberg, Minggu (23/5/2021).
Garuda Indonesia juga akan melakukan restrukturisasi bisnis yang mencakup pengurangan jumlah armada pesawat hingga 50 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
- Nathan Tjoe Aon Gabung Lagi, STY Yakin Kejutkan Korsel Jumat Dini Hari
- Lobi Erick Thohir Jempol, SC Heerenveen Lepas Nathan Tjoe hingga Akhir Turnamen
- Kecelakaan di Jalan Solo-Jogja Delanggu Klaten, Pemotor asal Magetan Meninggal
- Prediksi Susunan Pemain Persik Kediri Vs PSS, Misi Sleman Hindari Degradasi
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Rabu 24 April 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mensos Risma Janjikan Pemasangan Alarm Bahaya Bencana di Kawasan Semeru
- Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Gempa Magnitudo 5,5 Taiwan
- PDIP Gabung Pemerintah atau Oposisi Akan Ditentukan di Rakernas
- Dataran Tinggi Dieng Diajukan sebagai Geopark Nasional
- Jokowi dan Gibran Bukan Bagian dari PDIP, Komarudin Watubun: Orang Sudah di Sebelah Sana
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Presiden: Ini Penting bagi Pemerintah
- Lima Polisi Terlibat Kasus Narkoba, Kompolnas: Atasan Langsung Juga Harus Diperiksa
Advertisement
Advertisement