Advertisement
Politikus Demokrat Sebut Pagawai KPK yang Radikal Usut Kasus Bansos Pasti Dicoret

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Politikus Partai Demokrat Benny K. Harman mempertanyakan kriteria kelulusan ujian wawasan kebangsaan oleh KPK seiring dengan kabar tidak lulusnya sejumlah anggota KPK.
Melalui akun Twiter-nya, @BennyHarmanID, Benny yang merupakan anggota Komisi III DPR menyoroti kriteria ujian wawasan kebangsaan bagi anggota KPK sebagai syarat beralih menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Advertisement
Dia mengatakan bahwa penolakan atas pengusutan kasus korupsi bantuan sosial atau bansos membuat pegawai pasti lulus. Sebaliknya, pegawai yang bersikap radikal dalam pengusutan kasus yang juga menjerat eks Menteri Sosial Juliari Batubara itu pasti tak lulus.
“Rakyat tanya apakah yg menjadi kriteria lulus tidaknya penyidik KPK dalam mengikuti ujian wawasan kebangsaan? Kriterianya, yg tolak usut korupsi Bansos utk jaga politik stabil pasti lulus.Yang sikap radikal usut korupsi Bansos pasti dicoret. Ada pikiran dn pendapat lain,” tulisnya pada Kamis (6/5/2021).
Rakyat tanya apakah yg menjadi kriteria lulus tidaknya penyidik KPK dalam mengikuti ujian wawasan kebangsaan? Kriterianya, yg tolak usut korupsi Bansos utk jaga politik stabil pasti lulus.Yang sikap radikal usut korupsi Bansos pasti dicoret. Ada pikiran dn pendapat lain?#Liberte
— Benny K Harman (@BennyHarmanID) May 6, 2021
Sebelumnya, beredar kabar bahwa ada puluhan pegawai KPK, termasuk penyidik senior KPK Novel Baswedan tidak lolos ujian wawasan kebangsaan. Sebagai konsekuensinya, mereka terancam diberhentikan pada 1 Juni 2021.
Kritikan senada juga dilontarkan oleh Donal Fariz. Menurut mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) itu, ujian wawasan kebangsaan tersebut “hanya akal-akalan untuk membuang target tertentu.”
Padahal, setiap pegawai KPK selalu menjalani proses penilaian berlapis, seperti key performance indicator. Alhasil, mayoritas pegawai KPK yang tidak lolos justru mereka yang menjaga integritas.
“Mereka yg tidak diloloskan punya rekam jejak membongkar kss besar. Agamanya beragam. Buzzer lagi-lagi disuruh berdendang ut mainkan isu agama saja. Pola lama yg sudah terbaca dgn mudah,” tulisnya di akun Twitter, @donalfariz.
5. Mereka yg tidak diloloskan punya rekam jejak membongkar kss besar. Agamanya beragam. Buzzer lagi-lagi disuruh berdendang ut mainkan isu agama saja. Pola lama yg sudah terbaca dgn mudah. #KPK
— Donal Fariz (@donalfariz) May 6, 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Bagus Adi Prayogo, Korban Meninggal Kapal Tenggelam KKN-PPM UGM Dikenal Sosok Mahasiswa Berprestasi dan Peduli Lingkungan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
Advertisement
Advertisement