Advertisement
Serapan Bulog Masih Minim, Perlukah Impor Beras?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Perum Bulog telah menyerap lebih dari 535.000 ton setara beras pada puncak panen yang jatuh pada Maret dan April tahun ini dan menambah stok kelolaannya menjadi 1,3 juta ton. Meski demikian, perusahaan tetap diharapkan bisa menyerap lebih banyak demi menjaga harga di petani yang rentan terkontraksi.
Namun outlet penyaluran beras Bulog yang terbatas membuat sejumlah penggiat dan pengamat pangan sangsi Bulog bisa menyerap dalam volume lebih besar. Perusahaan pun telah mengakui pentingnya jaminan penyaluran untuk memastikan stok yang dikelola terus berputar dan bisa diperbarui.
Advertisement
Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan Perum Bulog tetap berpeluang menjaga stok CBP di angka yang diamanatkan pemerintah. Dengan asumsi volume penyaluran sebesar 80.000 ton setiap bulan dan stok sampai akhir Juni berada di angka 1,5 juta ton, dia memperkirakan stok akhir Bulog masih bisa dijaga di kisaran 1 juta ton sampai akhir tahun.
“Kalau sampai Juni nanti stok bisa mencapai 1,5 juta ton, dengan asumsi outlet per bulan sekitar 80.000 ton, sampai akhir tahun stok bisa dijaga sekitar 1 juta ton,” kata dia, Selasa (4/5/2021).
Potensi impor beras yang sempat mengemuka, menurut Khudori, perlu dikaji pada waktu yang tepat. Pemerintah harus terlebih dahulu melihat realisasi penyerapan Bulog sampai Juni untuk mengettahui stok CBP serta melihat realisasi produksi pada subround I (Januari sampai April) dan potensi produksi pada subround selanjutnya.
“Idealnya rentang Juli sampai September bisa diputuskan apakah perlu impor atau tidak,” lanjutnya.
Khudori berpandangan memutuskan impor saat ini dengan menjadikan stok di Bulog sebagai indikator bukanlah hal yang tepat. Indikator dari sisi harga dan produksi pun menunjukkan bahwa pasokan beras dalam kondisi yang memadai dan tanpa gangguan.
Data sementara Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan produksi beras pada periode Januari sampai Mei bakal mencapai 15,89 juta ton. Angka ini naik 5,77 persen atau bertambah 870.000 ton dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama pada 2020.
Adapun produksi beras nasional sepanjang 2020 tercatat naik tipis 0,07 persen dari 31,31 pada juta ton menjadi 31,33 juta ton. Kenaikan produksi ini terjadi meskipun puncak panen mengalami kemunduran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Bawaslu Sragen Buka Pendaftaran Panwascam Pilkada 2024, Baru untuk Existing
- Giliran Komunitas Otomotif Jepara Dukung Kapolda Jateng Maju Cagub Jateng 2024
- BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
- Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
Mempercepat Penanganan, Pemkab Kulonprogo Bikin Rembug Stunting
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi Minta Prabowo-Gibran Persiapakan Diri Usai Ditetapkan KPU
- Wapres Ma'ruf Amin Segera Temui Gibran, Ini yang Akan Dibahas
- Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Penetapan Pemenang Pilpres 2024, Prabowo: Tinggalkan Sakit Hati
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement