Imunisasi Tak Capai Target, Wabah Berisiko Muncul Lagi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Angka cakupan imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan bayi di bawah dua tahun (baduta) secara nasional masih di bawah target minimal 95% pada 2020. Mayoritas imunisasi pun menurun.
Penurunan cakupan yang siginifikan salah satunya terjadi pada imunisasi polio suntik (IPV). Data terakhir dari Kementerian Kesehatan mencatat pada 2020, hanya 8,5 persen cakupan imunisasi IPV, sementara tahun sebelumnya mencapai 61,5 persen.
Advertisement
"Kekosongan vaksin IPV karena kendala proses pengadaan menyebabkan kesenjangan cakupan IPV antara Agustus 2019 sampai Agustus 2020," tutur Kepala Kelompok Penasihat Teknis Indonesia untuk Imunisasi (ITAGI) Prof.Sri Rezeki Hadinegoro dalam diskusi virtual, Jumat (23/4/2021).
Sementara itu, untuk cakupan imunisasi polio tetes (OPV 4), baru mencapai 54,8 persen pada 2020, sementara pada 2019 sebesar 71,2 persen.
Sri menjelaskan rendahnya cakupan vaksinasi ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, orang tua khawatir terpapar Covid-19 ketika datang bersama bayinya ke fasilitas kesehatan. Kemudian, ini juga dipicu adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ditambah lagi, kurangnya sumber daya manusia (SDM) di fasilitas kesehatan, dan pengalihan SDM kesehatan anak untuk mengatasi pandemi.
Padahal kata dia imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak sampai umur 18 bulan untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya lain yang telah berjalan selama ini. Vaksin bekerja dengan cara membuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit tertentu secara efektif dan spesifik sehingga mencegah perkembangan penyakit atau mengurangi keganasan penyakit.
Selain itu, lanjut Sri, imunisasi adalah cara sederhana dan efektif untuk melindungi anak dari penyakit serius. Ini tidak hanya membantu melindungi individu, tetapi juga melindungi komunitas yang lebih luas dengan meminimalkan penyebaran penyakit.
"Apabila banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap kelak dapat terjadi wabah berbagai penyakit yang akan mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal," pungkasnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular LangsungKemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengakui bahwa capaian imunisasi nasional masih di bawah target minimal 95 persen.
"Tidak tercapai untuk hampir semua jenis imunisasi, masih ada 786.000 anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap di 2020, ini berpotensi muncul kejadian luar biasa pada anak," tegasnya.
Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk tetap melakukan imunisasi sesuai dengan jadwal dan rekomendasi dokter demi melindungi diri dari penyakit infeksi yang berbahaya, bahkan penyakit yang mematikan, termasuk pada orang dewasa.
Dia menjelaskan keberhasilan dalam meningkatkan cakupan imunisasi dewasa akan berdampak pada penurunan angka kematian dan kesakitan serta biaya pengobatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Kantongi Izin TRL, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Mampu Beroperasi 24 Jam
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Palestina Sambut Baik Surat Mahkamah Pidana Internasional untuk Menangkap Netanyahu
- Yusril Sebut Pemulangan DPO kasus Judi Online dari Filipina Gunakan Perjanjian MLA
- Polri Sebut Telah Menindak 85 Influencer yang Promosikan Judi Online
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Catatan Hitam Pilkada, Pelajar Meninggal Dunia dalam Kericuhan Saat Kampanye Terbuka di Bima
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Advertisement