Advertisement

Gerakan Makan Ikan Diharapkan Tekan Angka Stunting di Magelang

Nina Atmasari
Kamis, 22 April 2021 - 21:27 WIB
Nina Atmasari
Gerakan Makan Ikan Diharapkan Tekan Angka Stunting di Magelang Anggota DPR RI Vita Ervina didampingi, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Innes Rahmania, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Christanti Zaenal Arifin saat menyerahkan bantuan paket Gemarikan pada penggerak PKK kabupaten Magelang. - Ist/dok Pemkab Magelang

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG-- Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi angka stunting di wilayah Kabupaten Magelang, anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina melakukan kegiatan Safari Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan). Dalam kunjungannya kali ini, Vita juga menyerahkan bantuan berupa paket Gemarikan kepada sejumlah perempuan penggerak PKK Kabupaten Magelang.

"Kegiatan Safari Gemarikan ini bertujuan untuk menyadarkan kembali masyarakat akan pentingnya mengonsumsi ikan. Apalagi kita sekarang sedang konsentrasi mengentaskan angka stunting dan mendorong angka konsumsi ikan di Kabupaten Magelang," kata Vita Ervina dalam acara Safari Gemarikan di Aula Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan), Kamis (22/4/2021).

Advertisement

Menurutnya, kegiatan Safari Gemarikan ini penting jika melihat dari data yang ada, yakni angka konsumsi ikan di Kabupaten Magelang merupakan kedua terendah di Provinsi Jawa Tengah. Vita berharap seluruh komponen bisa bahu membahu untuk terus mendorong konsumsi ikan di Kabupaten Magelang.

Baca juga: Vaksinasi Guru di Sleman Kelar, Sekolah Tatap Muka Tinggal Selangkah Lagi

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Innes Rahmania menjelaskan tingkat konsumsi ikan di Indonesia sudah mencapai 50,40 persen pada tahun 2020 lalu. Untuk Indonesia bagian timur, menurutnya tingkat konsumsi ikannya lebih banyak.

Ia berharap kampanye atau gerakan Gemarikan ini terus dilakukan, supaya masyarakat memiliki pemikiran bahwa makan ikan itu memang harus diperbanyak. Menurutnya, kurangnya minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan ini juga dipengaruhi oleh mitos-mitos negatif pada zaman nenek moyang dulu.

"Jujur, nenek saya bilang jangan makan ikan banyak-banyak nanti cacingan. Ternyata itu adalah doktrin yang diberikan oleh penjajah karena mereka adalah agraris, jadi tidak berpikir laut itu bisa dimanfaatkan proteinnya," jelas Innes.

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Percepat Larangan Mudik

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang, Christanti Zaenal Arifin mengatakan akan terus berupaya secara masif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, termasuk gerakan-gerakan yang bisa dilakukan di rumah tangga terkait dengan ketahanan pangan, sosialisasi menu beragam seimbang dan yang lainnya.

"Misalnya ibu-ibu bisa membuat aquaphonik, jadi di situ sudah ada lele ikan yang dipelihara dari tingkat rumah tangga," katanya.

Ia berharap, dengan adanya gerakan-gerakan kecil ini tingkat konsumsi ikan di rumah tangga bisa lebih meningkat.

"Termasuk dalam rangka menangani stunting ini, kita juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi, termasuk kepada kalangan anak muda yang nantinya juga akan menjadi seorang ibu, sehingga persiapan untuk mereka hamil atau reproduksi ini sudah paham, bahwa pemenuhan gizi selama kehamilan juga sangat diperlukan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sopir Ngantuk, Dua Mobil Adu Banteng di Jalan Jogja-Wonosari hingga Ringsek

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement