Advertisement

Prosesi Kremasi Lia Eden Seperti Upacara Kematian Militer

Newswire
Senin, 12 April 2021 - 14:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Prosesi Kremasi Lia Eden Seperti Upacara Kematian Militer Lia Eden. - Komunitas Salamullah

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Prosesi kremasi jenazah Lia Eden alias Lia Aminuddin pimpinan Salamullah di Grand Heaven, Pluit Jakarta Utara, dilakasanakan layaknya upacara pemakaman militer,  Senin (12/4/2021).

Diketahui jenazah Lia Eden telah dikremasi sekitar pukul 10.00 WIB, dihadiri puluhan pengikut serta keluarga yang mengenakan pakaian serba putih.

Advertisement

Berdasarkan video yang diperoleh Suara.com--jaringan Harianjogja.com, saat serah terima peti jenazah Lia Edan dilakasanakan mirip upacara kematian militer. Ada sejumlah personil berseragam biru dan mengenakan celana warna putih, serta mengenenakan helm putih, mendorong peti jenazah Lia Eden.

Kemudian, sejumlah personil lainnya membentuk barisan disamping kiri-kanan jenazah, dan membuat lengkung pedang. Setelahnya petih jenazah melintas di bawahnya.

Baca juga: Waspada! Puluhan Talut di Bantul Rawan Longsor

Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun Suara.com, prosesi serah terima yang mirip upaca meliter itu merupakan paket pelayanan dari Grand Heaven, sebagai bentuk penghormatan terakhir.

"Itu untuk semua jenazah yang dikremasi di sini memang seperti itu pelayanannya," ujar sumber Suara.com.

Kemudian saat iring-iringan menuju ruang kremasi, ada tiga orang berdiri mengenenakan baju serba putih sambil memegang foto Lia Eden. Tidak ada terdengar nyayian ada doa-doa saat pelepasan itu.

Namun, sebelum prosesi serah terima dilaksanakan ada upacara ibadah yang dilakukan pengikut Lia Eden.

"Mereka seperti nyanyi gitu, ada nama-nama malaikat disebut-sebut, tapi saya nggak tahu malaikat siapa," ujar sumber Suara.com.

Lia Aminuddin atau yang dikenal sebagai Lia Eden lahir di Jakarta, 21 Agustus 1947 – meninggal 9 April 2021 pada umur 73 tahun adalah wanita yang mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan sebuah aliran kepercayaan baru.

Aliran kepercayaan yang ia yakini melanjutkan ajaran 3 Agama Samawi: Yudaisme, Kekristenan, dan Islam, dan menyatukan dengan agama-agama besar lainnya termasuk Buddhisme, Jainisme, dan Hindu di Indonesia.

Lia Eden kemudian mendirikan sebuah jemaat yang disebut Salamullah untuk menyebarluaskan ajarannya. Dia secara kontroversial mengaku sebagai titisan Bunda Maria dan ditugaskan Jibril untuk mengabarkan kedatangan Yesus Kristus ke muka bumi.

Baca juga: Banyak Desa Wisata di Bantul Belum Terima Kunjungan

Dia juga menubuatkan beberapa ramalan yang sensasional. Hal ini mengundang reaksi selama momentum trending, terutama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

MUI memfatwakan Lia Eden menyebarkan aliran sesat dan melarang perkumpulan Salamullah pada bulan Desember 1997.

Dia melontarkan kritikannya tentang kesewenangan ulama MUI yang diasosiasikan dalam sebuah sabda Jibril yang disebut "Undang-undang Jibril" (Gabriel's Edict). Akibatnya dia ditahan atas tuduhan penistaan agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sopir Ngantuk, Dua Mobil Adu Banteng di Jalan Jogja-Wonosari hingga Ringsek

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement