Advertisement
Waduh, Vaksin Covid-19 Ternyata Sudah Dijual di Darknet

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 saat ini masih terbatas dilakukan oleh Pemerintah. Namun, Peneliti Kaspersky menemukan Iklan penjualan vaksin Covid-19 di dark net atau web bawah tanah yang hanya bisa diakses secara terbatas menggunakan perangkat lunak dan konfigurasi khusus.
Pakar Keamanan Kaspersky Dmitry Galov mengatakan pihaknya telah memeriksa 15 situs berbeda di dark net dan menemukan untuk tiga merek vaksin Covid-19 yaitu Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna. Selain itu, terdapat pula iklan vaksin Covid-19 yang tidak dikenal atau produsennya tidak terverifikasi.
Advertisement
Galov menyebut mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Harga per dosis berkisar antara US$250 hingga US$1.200. Namun, kebanyakan diantaranya menjual dengan harga di kisaran US$500.
Baca juga: Hari Ini PPKM Mikro DKI Jakarta Berakhir, Akankah Diperpanjang?
Galov menyebut iklan tersebut kemungkinan besar merupakan salah satu bentuk penipuan yang mengeksploitasi topik pandemi Covid-19.
"Tidak mengherankan jika penjual di sana mencoba memanfaatkan proses vaksinasi yang sedang dilaksanakan hampir di seluruh penjuru dunia. Selama setahun terakhir, ada banyak penipuan yang mengeksploitasi topik Covid-19, dan banyak di antaranya berhasil," ujar Galov melalui keterangan resmi yang diterima oleh Bisnis pada Senin (8/3/2021).
Lebih lanjut, Galov menjelaskan proses komunikasi antara penjual dan pembeli dilakukan melalui aplikasi perpesanan terenkripsi seperti Wickr dan Telegram agar tak mudah dilacak oleh pihak kepolisian. Sementara itu, pembayaran diminta dalam bentuk mata uang kripto, terutama bitcoin.
Baca juga: Cegah Pemalsuan Surat Keterangan Kesehatan, Cared+ Sematkan Fitur Passport Kesehatan Digital
Mayoritas penjual ilegal ini diketahui sudah melakukan sekitar 100 hingga 500 transaksi, yang menunjukkan bahwa mereka telah menyelesaikan penjualan sedangkan kejelasan barang tersebut masih belum diketahui efektivitasnya.
Dari informasi yang tersedia untuk pakar keamanan di Kaspersky, tidak dimungkinkan untuk mengetahui berapa banyak dari iklan tersebut yang merupakan dosis vaksin yang tepat dan berapa banyak iklan yang merupakan penipuan.
Untuk terhindar dari penipuan, ahli Kaspersky mengimbau publik untuk tidak membeli produk, termasuk vaksin di dark net. Selain rawan penipuan, bukan tidak mungkin pembeli menjadi target selanjutnya dari pelaku kejahatan lain yang berselancar di sana.
Menurut Galov, apabila melihat iklan tentang sesuatu yang berhubungan dengan Covid-19, perhatikan baik-baik URL situs yang dikunjungi. Jika hanya satu huruf yang terlihat tidak pada tempatnya, atau jika .com yang biasa telah diganti dengan .com.tk atau sesuatu yang serupa dengan itu, dapat dicurigai itu adalah phising.
Perhatikan juga tata bahasa dan tata letak di situs yang dikunjungi dan email yang diterima. Jika terlihat mencurigakan, jangan pernah untuk melanjutkan akses lebih jauh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
- Kejaksaan Agung Periksa Lagi Nadiem Makarim pada 15 Juli 2025
- Gunung Lewotobi Laki-laki Alami Dua Kali Letusan pada Jumat
Advertisement
Advertisement