Advertisement

21 Februari Hari Bahasa Ibu, Presiden Jokowi: Pripun Kabare?

Bernadheta Dian Saraswati
Minggu, 21 Februari 2021 - 13:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
21 Februari Hari Bahasa Ibu, Presiden Jokowi: Pripun Kabare? Hari Bahasa Ibu - Twitter/@Jokowi

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -  Setiap tanggal 21 Februari, Indonesia memperingati Hari Bahasa Ibu. Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan pertanyaan yang cukup menggelitik tentang penggunaan Bahasa Ibu sehari-hari.

"Masihkah Anda berbahasa ibu sehari-hari?" demikian lontaran pertanyaan di akun resmi Presiden Jokowi.

Advertisement

Presiden juga mengingatkan tentang kekayaan dan keragaman suku dan bahasa di Indonesia.

"Indonesia sungguh kaya akan keragaman, dihuni lebih seribu suku bangsa yang berbicara dalam lebih 700 bahasa daerah dan bahasa ibu. Semuanya dipersatukan oleh bahasa Indonesia," ujarnya.  

Terkait cuitan Presiden Jokowi, sejumlah komentar pun bermunculan. 

Presiden yang mengawali cuitan dengan pertanyaan "Untuk Anda semua di seluruh Tanah Air: pripun kabare?"  atau apa kabar Anda semua di seluruh Tanah Air mendapat beragam jawaban dengan menggunakan sejumlah bahasa daerah.

Selain komentar yang fokus pada isu penggunaan Bahasa Ibu, juga ada komentar lainnya.

Berikut beberapa tanggapan netizen terkait penggunaan Bahasa Ibu dalam kehidpan sehari-hari.

"Didaerahku pangilan buat ibu' MAK. dialah wanita paling berarti dlm hidupku...," ujar akun @kasrulsani9 singkat. 

Akun @ryufujiyama mencuit, " Aku selalu menjunjung tinggi Bahasa yang ada di Indonesia ini Aku terkejut ternyata ada banyak macam cara pengucapan Apa kabar di indonesia."
 
Sementara akun @fjrptrrhmn mengoreksi sapaan apa kabar dalam bahasa Minang. "pak ahli bahasanya siapa? btw bahasa minang itu bukan "baa kabarnyo? " tapi "baa kabanyo?" ujarnya.
 
Akun @Stella_Gobel29 mengaku masih menggunakan Bahasa Ibu. "Masih pak... dan seterusnya akan seterusnya because we love Indonesia," ujarnya. 

Dikutip dari Wikipedia, Hari Bahasa Ibu Internasional yang diselenggarakan pada 21 Februari dimaksudkan untuk mempromosikan kesadaran linguistik dan keanekaragaman budaya serta untuk mempromosikan multibahasa.

Hari Bahasa Ibu Internasional Pertama kali diumumkan UNESCO pada 17 November 1999, dan secara resmi diakui Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah diadopsinya resolusi PBB 56/262 [2] tahun 2002.

Hari Bahasa Ibu adalah bagian dari inisiatif "untuk mempromosikan pelestarian dan perlindungan semua bahasa yang digunakan oleh masyarakat di dunia " seperti yang diadopsi oleh Sidang Umum PBB pada 16 Mei 2007 dalam resolusi PBB 61/266, yang juga menetapkan 2008 sebagai Tahun Bahasa Internasional. 

Ide untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional adalah inisiatif dari Bangladesh. Di Bangladesh, 21 Februari adalah hari peringatan ketika orang-orang Bangladesh (waktu itu Pakistan timur) memperjuangkan pengakuan atas bahasa Bangla. Hal ini juga dirayakan di Benggala Barat, India.

Hari Bahasa Ibu Internasional adalah hari libur nasional di Bangladesh. Resolusi tersebut disarankan oleh Rafiqul Islam dan Abdus Salam, Bengali yang tinggal di Vancouver , Kanada.

Mereka menulis surat kepada Kofi Annan pada 9 Januari 1998, memintanya mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa-bahasa dunia dari kepunahan dengan mengumumkan Hari Bahasa Ibu Internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Twitter/Wikipedia/Instagram/Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Bantuan Keuangan Politik Disalurkan Dua Tahap

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement